Jokowi Minta IDI Tidak Memperkeruh Situasi

Presiden Jokowi meminta Ikatan Dokter Indonesia atau IDI kalau memang mempunyai data, sampaikan saja ke Gugus Tugas, ke Kementerian Kesehatan.
Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 31 Maret 2020 (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menyampaikan data kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ke Kementerian Kesehatan. Jokowi meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi. Pemerintah sedang menghadapi masa yang tidak mudah di tengah pandemi.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng Faqih menyatakan kasus kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 1.000 orang per Sabtu, 18 April 2020. Daeng menyatakan itu dalam sebuah acara diskusi online pada tanggal tersebut. 

Kalau itu memang ada data disampaikan saja. Apa sih sulitnya. Disampaikan ke publik justru memperkeruh.

Sementara berdasarkan data Gugus Tugas, hingga tanggal tersebut, angka kematian Covid-19 adalah 535. 

Baca juga: 18 April 2020: 6248 Positif Corona, 631 Sembuh

Daeng mengatakan, data yang ia sebutkan itu dengan memasukkan angka kematian pasien berstatus dalam pengawasan (PDP).

Jokowi dalam wawancara eksklusif di acara Mata Najwa, Trans7, Rabu malam, 22 April 2020, meminta IDI berbicara kepada Gugus Tugas, kepada Kementerian Kesehatan.

"Posisi sekarang ini bukan posisi yang mudah. Jangan memperkeruh suasana dengan hal-hal yang sepertinya mudah. Sampaikan saja datanya, kalau datanya benar pasti di Kementerian, di Gugus Tugas akan memasukkan itu dalam konsolidasi data yang ada," ujar Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan pemerintah pusat memperoleh data dari daerah, dari kabupaten, kota, dan provinsi. "Data yang 1.000 itu ada di mana, terkena Covid atau tidak," ujar Jokowi.

Di tengah pandemi ini, kata Jokowi, seluruh rumah sakit melakukan penanganan dengan prosedur tetap atau protap corona kalau memang ada pasien menunjukkan gejala Covid-19. 

"Sekarang ini sakit apa pun yang ada di rumah sakit, kalau gejalanya itu demam, panas, batuk, pasti protokol kesehatannya akan membungkus yang meninggal itu dengan SOP Covid. Kalau itu memang ada data disampaikan saja. Apa sih sulitnya. Disampaikan ke publik justru memperkeruh," tutur Jokowi. []

Baca juga:

Berita terkait
DPR: IDI Buka-bukaan Angka Kematian Jangan Dihebohkan
Anggota Komisi IX DPR meminta agar tidak membesar-besarkan IDI yang buka-bukaan soal angka kematian akibat virus corona di Indonesia.
Update Covid-19 Indonesia: 6.575 Positif, 682 Sembuh
Juru Bicara Pemerintah untuk virus corona Achmad Yurianto menuturkan berdasarkan data yang dihimpun masih terjadi penambahan positif Covid-19.
Denny Siregar: Harapan di Tengah Ketidakpastian
Jumlah yang sembuh dari Covid-19 lebih banyak dibanding yang meninggal. Rupiah sudah keluar dari angka psikologis Rp 16 ribu. Denny Siregar.