Pemilu 2019, Suara PKS Naik Karena Dukung Prabowo?

Suara PKS melejit di Pemilu 2019. Mendukung Prabowo digadang-gadang menjadi penyebab suara PKS naik.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menjadi pembicara dalam diskusi Empat Pilar MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/3/2019). (Foto: Antara/Reno Esnir)

Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang diprediksi lolos ke Senayan. Hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukan suara PKS melejit,  mampu memenuhi ambang batas, bahkan di atas batas empat persen.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) mengaku sedikitnya 61 kader partainya bakal duduk di DPR. HNW menyebut hal itu berdasarkan hasil hitung internal PKS di Pemilu 2019.

"Kalau hitung-hitungan sampai hari ini, berdasarkan C1 itu Insya Allah hampir pasti, tidak kurang dari 61 kursi. Itu kan relatif terukur. Tapi, kami masih akan terus mengawal, karena bisa saja kami dapat 69 kursi," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 26 April 2019.

Menurut HNW, pencapaian PKS itu semata-mata berkat kinerja mesin partai jelang Pemilu 2019. Sementara tudingan yang mengatakan hasil suara PKS berdasarkan quick count sejumlah lembaga survei melesat akibat efek mendukung capres  nomor urut 02 Prabowo Subianto dianggapnya tidak berkaitan.

"Kami tidak ada urusan dengan Pilpres. Kenaikan PKS itu menurut kami sejak dari awal, PKS menegaskan diri bahwa kami tidak menggantungkan diri pada coat-tail effect, sejak dari awal sudah sangat jelas."

HNW kemudian menjelaskan lebih lengkap terkait klaimya atas pencapaian PKS di Pemilu 2019. Setidaknya ada empat poin yang dikatakan HNW mendasari hal itu.

1. Kerja Politik PKS

HNW mengatakan PKS konsisten sejak awal telah melakukan kerja politik sepanjang waktu. Bukan hanya lima tahun sekali, tetapi sejak kadernya dilantik menjadi bagian dari PKS.

"Dan kami kemudian melakukan kerja-kerja politik yang bagi kami kerja politik itu sejak begitu dilantik, ya otomatis. Karena kami menyebut PKS partai dakwah itu tidak setahun sekali, tidak lima tahun sekali, bahkan setiap hari," bebernya.

Alat kampanyeSejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengenakan kostum maskot dan topeng wajah Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno saat menggelar aksi gerakan kumpul serentak (Flash Mob), di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019). (Foto : Antara/Risky Andrianto)

2. Ajukan Politik Gagasan

"PKS juga mengajukan politik gagasan yang cerdas, politik tentang menghadirkan keadilan bagi rakyat menengah ke bawah," tuturnya.

Mulai dari gagasan pengampunan pajak pemilik sepeda motor roda dua dengan CC kecil, pemberlakuan SIM seumur hidup, sampai pajak penghasilan dimulai dari delapan juta, menurutnya mendapat sambutan baik di masyarakat.

PKS pun menurutnya mendapat sambutan positif karena mau mendengarkan suara para ulama yang resah, agama dijadikan bahan ejekan. "Kami mengajukan suatu RUU untuk melindungi dan menghormati ulama, agama, dan simbol-simbol agama," urai Hidayat.

3. Gaet Suara Milenial

HNW dan jajaran PKS sadar, pemilu kali ini merupakan era kalangan milenial. Sehingga, sebisa mungkin PKS membuat kalangan milenial tertarik, salah satunya dengan membuat film. "PKS satu-satunya partai yang membuat film untuk berkomunikasi dengan para milenial. Itu efektif menempuh kalangan milenial," klaim dia.

4. Mendapat Dukungan Ulama

Sebelumnya PKS diragukan mendapatkan dukungan dari para ulama. Tapi pada kenyataan, PKS justru dapat dukungan dari ulama terkenal seperti Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. "UAS juga mendukung. HRS juga mendukung, lain sebagainya. Itu tentu juga memberikan dampak dukungan bagi PKS," ucap dia.

5. Kader Militan dan Aktif

Terakhir, menurutnya kader dari PKS militan dan aktif melakukan kegiatan memenangkan PKS. Bukan hanya dalam negeri, tapi juga di luar negeri.

"Walau banyak pihak yang pesimis terhadap PKS, kami justru membuktikan dari kader yang solid, kami bahkan sampai hari terakhir malah masih bisa melakukan terobosan kampanye dengan cara yang efektif, damai, menarik, yaitu flashmob," terangnya.

Dengan sederet kerja politik PKS, maka wajar menurutnya jika akhirnya PKS mendapat suara tinggi di Pemilu 2019 ini. Tentu saja tanpa dikaitkan dengan faktor apapun di luar kerja politik kadernya.

"Artinya wajar kami menghadirkan prestasi, wajar mendapat pengakuan masyarakat, dan wajar bila rakyat memilih PKS, tanpa harus dikaitkan dengan quick count, tanpa harus dikaitkan dengan pilpres," tandasnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina