Pembangunan Era Jokowi di Jawa Barat

Jokowi tidak pernah menganaktirikan Jawa Barat, dalam kurun hampir lima tahun beberapa proyek pembangunan dibangun di Jawa Barat.
Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018). BIJB merupakan bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng yang memiliki luas lahan mencapai 1.800 hektar dan akan dioperasikan pada hari Kamis (24/5/2018). (Foto: Antara/M Agung Rajasa)

Jakarta - Jokowi tidak pernah menganaktirikan Jawa Barat dalam program pembangunan. Terbukti, dalam kurun hampir lima tahun beberapa proyek pembangunan skala besar telah dibangun Jokowi di Jawa Barat.

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 merupakan pemilihan kedua bagi calon presiden petahana Jokowi. Lagi-lagi pria asal Solo itu, gagal merebut suara pemilih Jawa Barat versi hasil quick count lembaga survei.

Berikut Tagar rangkumkan beberapa pembangunan yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Jawa Barat.

1. Bandara Kertajati

Bandara Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Majalengka, Jawa Barat atau seringkali disebut Bandara Kertajati adalah bandara terbesar kedua di Indonesia, setelah Bandara Soekarno-Hatta. Bandara yang beroperasi satu minggu sekali ini, adalah salah satu program strategis nasional Jokowi.

Pembangunan Bandara Kertajati yang sempat mangkrak sejak izin penetapan lokasi (penlok) pertama selesai pada 2003, mulai dibangun lagi dibawah instruksi langsung dari Presiden Jokowi pada 2014.

"Demi percepatan pembangunannya, maka pada kurun waktu 2014-2019 Bandara Kertajati dimasukkan ke dalam rencana strategis nasional, bahkan tahun 2015 bandara ini menjadi salah satu program strategis nasional," ujarnya dalam akun resmi Facebook @Jokowi pada 24 Mei 2018.

Bandara Kertajati yang resmi beroperasi untuk penerbangan komersial 8 Juni 2018 ini, merupakan hasil kerja sama pembangunan infrastruktur antara tiga pihak yang saling menguntungkan, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan swasta.

Pemerintah Pusat bertugas membangun sisi udara seperti landas pacu sepanjang 2.500 meter dengan lebar 60 meter, taxiway paralel sepanjang 2.750 meter selebar 25 meter, apron serta jalan pendukung peralatan ground handling (Ground Support Equipment), airfield lighting dan menara. 

Landas pacu akan diperpanjang hingga 3.200 meter, sehingga bisa melayani operasional pesawat sipil terbesar di dunia seperti Airbus A380, Boeing B 747 maupun B 777.

Kemudian, pemerintah Provinsi Jawa Barat bertugas membangun sisi darat bandara yakni terminal penumpang berukuran 92.000 meter persegi, yang bisa menampung 5,6 juta penumpang per tahun.

"Begitulah. Bandara Kertajati tentu kita harapkan akan menghidupkan perekonomian kawasan sekitarnya. Selain untuk penumpang dan kargo, Bandara Kertajati juga akan menjadi embarkasi haji dan umroh untuk masyarakat Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah," tukas Jokowi.

2. Bendungan Jatigede

Bendungan Jatigede, Sumedang, Jawa Barat memiliki luas 3035,34 hektar. Bendungan yang mengairi empat kecamatan yaitu Kecamatan Jatigede, Kecamatan Jatinunggal, Kecamatan Wado, dan Kecamatan Darmarajan ini resmi beroperasi pada 2017.

Pembangunan yang direncanakan sejak 1963 sempat beberapa kali mangkrak. Namun, di tangan Jokowi, akhirnya pembangunan menghabiskan dana US$ 467 juta ini bisa beroperasi.

Seperti bendungan pada umumnya, Bendungan Jatigede digunakan untuk mengairi lahan seluas 90.000 hektar, yang terdiri dari 24 kecamatan di Kabupaten Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.

Selain itu, bendungan ini juga menjadi sarana penyediaan air baku dengan total 3500 liter/detik, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan kapasitas terpasang 110 MW. Memproduksi listrik rata-rata 580 GWH/tahun, pengendali banjir di daerah sekitar sungai Cimanuk bagian hilir seluas 14.000 hektar, dan sebuah destinasi baru untuk pariwisata.

3. Tol Bocimi

Pada Desember 2018, Jokowi meresmikan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 1 Ciawi-Cigombong. 

Tol Bocimi yang seharusnya dikerjakan oleh PT Trans Jabar Tol selaku pengelola jalan tol ini mangkrak sejak 1997, dengan dalih kepemilikan saham berpindah-pindah dari konsorsium Bukaka Teknik Utama, Bakrie Group, hingga MNC Group, dan sulitnya proses pembebasan lahan.

Jokowi yang heran dengan proyek yang mangkrak hingga 21 tahun, akhirnya memerintahkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui anak perusahaannya Waskita Toll Road, merampungkan pembangunan mulai pada 2015.

"Penetapan lelang Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ini sudah ditetapkan sejak 1997. Sudah ganti investor, saya tidak bisa menghitung berapa kali. Artinya ini sudah 21 tahun. Kemudian pada 2015 kita negosiasi untuk diambil-alih. Mengambil alih pun dengan negosiasi yang alot," ungkapnya, kala peresmian tol Bocimi di depan Gerbang Cigombong 1, Sabtu 1 Desember 2018.

Tol Bocimi memiliki total panjangnya 54 kilometer yang dibagi menjadi empat seksi.

Seksi I Ciawi-Cigombong 15,3 kilometer

Seksi II Cigombong- Cibadak 11,9 kilometer

Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 13,7 kilometer

Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13 kilometer.

Pembangunan Tol Bocimi bertujuan untuk memecah konsentrasi kendaraan, sehingga mampu mengurai kemacetan yang kerap terjadi di wilayah Timur dan Selatan Bogor. 

Selain itu, hadirnya Tol Bocimi juga akan memangkas jarak tempuh Bogor-Sukabumi yang berjarak sekitar 67 km yang awalnya sekitar 4,5-5 jam menjadi sekitar 40 menit. []

Baca juga:

Berita terkait
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.