Jayapura - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan jalan trans Papua dari Wamena di Kabupaten Jayawijaya hingga tembus Kabupaten Nduga akan dilanjutkan kembali, setelah sempat satu tahun terhenti.
Terhentinya proses pembangunan jalan tersebut menyusul pembunuhan belasan pekerja PT. Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah itu, pada 2 Desember 2018 lalu.
Sebenarnya proyek itu bukan dihentikan, tapi kemarin memang dengan adanya gangguan keamanan maka untuk sementara ini kita hentikan.
Wakil Menteri PUPR Jhon Wempi Wetipo mengatakan, pihaknya hingga kini masih menunggu proses penyusunan kontrak lanjutan pekerjaan tersebut.
"Sebenarnya proyek itu bukan dihentikan, tapi kemarin memang dengan adanya gangguan keamanan maka untuk sementara ini kita hentikan sambil menunggu kontrak lanjutan pekerjaannya," kata Wempi di Jayapura, Jumat 7 Februari 2020.
Dia menegaskan, proyek jalan trans Papua tak boleh dihentikan sekalipun terjadi ancaman atau gangguan keamanan di wilayah Nduga. Sebab, itu masuk dalam program strategis nasional.
Apalagi, lanjut Wempi, akses jalan trans Papua dibangun demi menopang perekonomian masyarakat, bukan untuk kepentingan pemerintah.
"Harapan presiden Joko Widodo adalah konektifitas dari Wamena ke arah selatan, dan Jayapura ke Wamena sudah dikerjakan, tinggal jembatan di Yahuli. Maret nanti akan tuntas dan kendaraan bisa lewat," jelasnya.
Wempi juga berharap jalan dari Wamena - Habema -Mumuguyuguru bisa dimulai diselesaikan dalam waktu dekat. Hal ini mengingat banyaknya bahan material bangunan yang diangkut dari Wamena.
"Kita tengah koordinasikan dengan Balai Jalan dan Jembatan terkair progess lebih lanjut supaya kita tuntaskan," imbuhnya.
Menjawab pertanyaan Tagar perihal pelibatan TNI dalam pengerjaan jalan trans Wamena menuju Nduga, Wempi mengatakan masih dalam evaluasi.
Harapan presiden Joko Widodo adalah konektifitas dari Wamena ke arah selatan, dan Jayapura ke Wamena sudah dikerjakan.
Dia pun mengakui masih ada trauma yang dirasakan warga dan pekerja pasca pembunuhan para pekerja PT. Istaka Karya di Bukit Kabo, Distrik Yigi, dan penyerangan pos keamanan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, 2 Desember 2019 lalu.
"Masih dalam evaluasi. Memang kita butuh bantuan dari aparat keamanan itu. Kalau kita dorong kontraktor melakukan pekerjaan, rasa traumatisme itu pasti ada. Apalagi kalau mereka sendiri yang mengerjakan. Harapan kami pekerjaan ini bisa dilanjutkan tahun ini," ujarnya. []