Pejuang Aceh Singkil Pernah Lucuti Senjata Jepang

Letkol Purnawirawan H Mufti As pembaca teks Proklamasi pertama kali di Aceh Singkil pada upacara Pengibaran Merah Putih 20 September 1945.
Letkol Purnawirawan H Mufti As, salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Aceh Singkil, yang wafat 5 November 2019 lalu di Jakarta, dikebumikan di taman makam pahlawan Kalibata. (Foto: Tagar/Khairuman)

Singkil - Letkol Purnawirawan H Mufti As, salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Aceh Singkil, wafat 5 November 2019 lalu di Jakarta, dikebumikan di taman makam pahlawan Kalibata.

Mufti As bin Abdullah wafat pada usia 92 tahun, ia adalah putra asli lahir di Singkil 24 Maret 1924, bagi masyarakat Aceh Singkil tokoh veteran ini adalah salah seorang pejuang pemekaran dikampung kelahirannya.

Namun dirinya berpulang kerahmatullah di daerah perantauan, tempatnya bermukim bersama istri dan anaknya di DKI Jakarta.

M Hadi Nainggolan, salah seorang warga Aceh Singkil menetap di Jakarta, menyebutkan Letkol Inf Mufti As adalah pejuang kemerdekaan yang merupakan tokoh pendiri Himpunan Masyarakat Singkil Subulussalam (HMSS) Jabodetabek kontribusinya sangat patut diteladani.

"Beliau adalah inisiator pemekaran Kabupaten Aceh Singkil," kata M Hadi di Singkil Minggu 10 November 2019.

Menurutnya beberapa warga Aceh Singkil menjadi pejabat besar di Jakarta, menilai semasa hidupnya Mufti As, sosoknya sangat peduli dengan kemajuan Aceh Singkil, Sehingga tak heran kendati menjelang usia senja Ia rela meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan siapa saja dan berbuat demi kemajuan daerah tanah kelahirannya.

"Dia juga termasuk pejuang yang melakukan aksi pelucutan senjata tentara Jepang, dan merasakan masa penjajahan Belanda hingga almarhum mengabdi menjadi anggota TNI-AD sampai pensiun," ujarnya.

Jejak karirnya selain mengabdi sebagai TNI, semasa menjadi pejabat Pertamina pernah menjadi pembaca teks Proklamasi pada upacara Pengibaran Merah Putih pertama kali di Singkil 20 September 1945 silam dan orang pertama Menjabat Wedana Singkil.

Dia juga termasuk pejuang yang melakukan aksi pelucutan senjata tentara Jepang, dan merasakan masa penjajahan Belanda hingga almarhum mengabdi menjadi anggota TNI-AD sampai pensiun.

Almarhum juga pernah berjuang di DPR Aceh mewakili Wilayah Singkil yang dulu sebutannya Komite Nasional Indonesia (KNIP) Daerah Aceh. Hingga dimasa kepergian beliau beberapa kerabat yang ikut berjuang dimasa beliau merasa terpukul.

Seperti Ketua pimpinan cabang NU Kabupaten Aceh Singkil Ustaz Roesman Hasymi mengatakan H M Mufti As patut diberikan sebuah penghormatan karena putra terbaik Aceh Singkil.

"Sepeninggalnya, almarhum cukup banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah waktu menjabat sebagai direktur Pertamina di kawasan Sumatera Kalimantan pada waktu bertugas tanpa ada suara-suara sumbang yang negatif untuk beliau," tuturnya.

Didalam perjalanan karirnya, beliau sisihkan waktu berjuang untuk ikut andil dalam pemekaran Singkil sampai menjadi Kabupaten Aceh Singkil yang perannya ini patut diperhitungkan pada masa itu.

Menurut Roesman di era pemerintahan yang masih tunduk dengan pemerintahan Aceh Selatan, dirinya pernah diutus dan dipercayakan membawa sejumlah dokumen ke pusat Jakarta usulan tentang pemekaran Singkil untuk bisa mendapatkan kedudukan menjadi Kabupaten.

Mantan Ketua MAA itu, dipercaya langsung didampingi Mufti As dan membekup dalam proses pengurusan yang saat itu berlangsung di Ibu kota RI.

"Beliau salah seorang pengayom dan pelindung di organisasi itu. Selain kiprahnya sebagai TNI, salah seorang pejabat utama di Pertamina, banyak berperan memberikan perhatiannya pada pembangunan Singkil salah satunya setelah pemekaran, beliau menghibahkan tanah seperti lokasi masjid agung Nurul Makmur dan sejumlah kantor pemerintahan di Desa Pulo Sarok, Aceh Singkil ini," katanya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Penampakan Buaya Resahkan Warga Aceh Singkil
Jalan penghubung Desa Pulo Sarok menuju Trandas Tiga Desa di Aceh Singkil, Aceh kerap muncul buaya sehingga meresahkan warga setempat.
Teungku Peukan di Aceh Gugur Usai Kumandang Azan
Teungku Peukan berlatar belakang ulama merupakan pemimpin perjuangan di Aceh Barat Daya, Aceh saat melawan kolonial Belanda.
Ratusan Kosmetik Ilegal Merek Luar Negeri di Aceh
Ratusan kosmetik ilegal bermerek luar negeri disita aparat kepolisian di Aceh danmenangkap dua tersangka penjual.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina