Pegawai Banda Aceh akan Pakai Baju Adat Saat Kerja

Para pegawai di Banda Aceh sebentar lagi diharuskan menggunakan pakaian adat Aceh saat bekerja.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh, Tgk. H. Zainun Muhammad. (Foto: Tagar/Istimewa)

Banda Aceh - Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh, Zainun Muhammad mengatakan Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang hari adat di kota tersebut hampir rampung. Sehingga, tak lama lagi pusat ibu kota Provinsi Aceh ini bakal memiliki hari adat.

“Sekarang perwalnya sedang dipertimbangkan oleh kabag hukum Kota Banda Aceh, jika nanti sudah selesai dari kabag hukum baru dikeluarkan perwalnya oleh wali kota,” kata Zainun, dalam keterangan diterima Tagar, Jumat, 26 Juni 2020.

Ia menjelaskan, hari adat yang ditentukan satu hari dalam sepekan akan diberlakukan kepada pegawai di lingkungan kota Banda Aceh. Para pegawai ini diharuskan menggunakan pakaian adat Aceh saat bekerja.

“Seperti yang disampaikan oleh wali kota, pada hari adat nanti pegawai akan diharuskan menggunakan pakaian adat Aceh, makanan dan cemilan harus khas Aceh, berbicara menggunakan bahasa Aceh dan lain-lainnya harus semua unsurnya berkenaan dengan adat Aceh,” ujar dia.

Zainun menambahkan bahwa hari adat di Kota Banda Aceh akan direncanakan pada hari Selasa, namun untuk keputusannya diserahkan kepada Wali Kota Aminullah Usman. “Nanti wali kota yang memutuskan apakah hari Selasa atau bukan,” tutur Zainun.

Pada hari adat nanti pegawai akan diharuskan menggunakan pakaian adat Aceh, makanan dan cemilan harus khas Aceh, berbicara menggunakan bahasa Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua I MAA Kota Banda Aceh, Mulyadi Thaib menambahkan bahwa hari adat ini sebagai identitas masyarakat Aceh yang harus terus dilestarikan. Masyarakat seharusnya bangga dengan identitas yang dimiliki. "Seharusnya kita bangga dengan apa yang kita miliki, kita punya ciri khas tersendiri seperti baju adat, menggunakan bahasa Aceh,” kata Mulyadi.

Baca juga: Kopiah Meukutop Lagi Ngetren di Aceh

Mulyadi berharap ke depan masyarakat Kota Banda Aceh harus mendukung dan bangga terhadap titipan leluhurnya, salah satunya bahasa daerah. Apabila peninggalan leluhur tak dijaga, maka akan hilang tergerus zaman.

“Hari ini sangat kita sayangkan anak-anak kita enggan menggunakan malah ada yang enggak bisa lagi menggunakan bahasa leluhur mereka," kata Mulyadi. []

Berita terkait
Anak Panti Tuna Netra Aceh Tak Dapat Uang Saku
Puluhan anak tuna netra yang dititipkan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Tuna Netra milik Dinas Sosial Aceh di kawasan Ladong belum mendapatkan uang
Imigran Rohingya Terdampar di Aceh Jalani Rapid Test
100 orang imigran Rohingya yang ditemukan di perairan Aceh Utara, Aceh kini telah menjalani rapid test mencegah virus corona.
Covid-19 Meningkat, Warga Banda Aceh Diminta Waspada
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman terus mengingatkan, serta meminta masyarakat di Kutaraja untuk terus waspada.