Jakarta - Virus Corona atau Covid-19 dipercaya mudah menyerang orang yang memiliki penyakit penyerta akibat daya tahan tubuhnya yang lemah. Lantas, apakah penderita penyakit tidak menular berisiko tinggi terinfeksi Covid-19?
Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular Cut Putri Ariene mengatakan orang yang menderita penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi, jantung, kanker, diabetes, ginjal, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit nafas lainnya, gangguan imunologi, dan sebagainya, berisiko terpapar virus Corona dan kondisinya bisa semakin buruk nantinya.
"Orang-orang kelompok penyakit tidak menular adalah orang yang rentan terinfeksi (Covid-19), ini sangat terkait dengan imunitas tubuh, karena yang pasti kondisinya berbeda dengan orang normal," kata Cut Putri Ariene seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Jangan lupa deteksi dini, untuk orang sehat merasa dirinya tidak memiliki keluhan, belum tentu tetap sehat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar terkait penderita PTM yang berpotensi terpapar virus corona. "Contohnya hipertensi, pembuluh darahnya sudah tidak baik, kekuatan mukosa (lapisan tubuhnya) itu sudah tidak terlalu bagus lagi, jadi mudah tertular, Daya tahan tubuh bukan hanya imunitas tapi daya tahan tubuh secara non spesifik jadi kekuatan tubuh kita melawan virus itu," ucapnya.
Eka berharap di masa pandemi ini penderita PTM lebih bisa menjaga kesehatan dan daya tahan tubuhnya. Caranya dengan rutin memeriksakan kesehatan, menjaga indeks massa tubuh, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta mengubah gaya hidup menjadi lebih bersih dan sehat.
Selain mencegah faktor risiko, Cut mengajak masyarakat berperan aktif melakukan deteksi sedini mungkin. Sebab, langkah tersebut sangat penting untuk mengetahui status kesehatan seseorang, sehingga bisa dilakukan pengobatan sesegera mungkin.
"Jangan lupa deteksi dini, untuk orang sehat merasa dirinya tidak memiliki keluhan, belum tentu tetap sehat, lakukanlah skrining minimal 6 bulan sampai 1 tahun sekali," ujar Cut.
Deteksi dini bisa dilakukan dengan mengukur tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan lingkar perut, misalnya, skrining untuk orang dengan faktor risiko minimal 1-3 bulan sekali, sedangkan bagi yang sudah penyandang sebaiknya lebih rutin lagi memeriksakan kesehatan minimal sekali dalam sebulan.
"Pada masa pandemi, untuk penyandang PTM mendapatkan fleksibilitas bahwa obat diberikan untuk 2 bulan, untuk mengurangi mobilisasi keluar. Yang penting minum obat secara teratur," tutur Cut.
Baca juga:
- Cara Mencegah Obesitas Selama di Rumah Akibat Corona
- Haruskah Memakai Masker Berkemudi di Mobil Pribadi?