Pasang Surut Bisnis Lobster Bantaeng karena Corona

Bisnis penjualan Lobster di masa pandemi Corona di Kabupaten Bantaeng mengalami pasang surut. Ini penyebabnya.
Lobster beku dijual oleh Emi, saat ini pemasarannya mengalami pasang surut selama pandemi Corona. (Foto: Tagar/Dok. Pribadi Emi)

Bantaeng - Bisnis penjualan Lobster di masa pandemi Corona mengalami pasang surut. Hal ini dikemukakan oleh salah satu penjual Lobster olahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Yemmi, 30 tahun, pemilik usaha jual santapan jadi olahan Losbter di Bantaeng. Selama masa pandemi ia mengaku usahanya mengalami pasang surut. Karena frekuensi orang-orang berbelanja sangat menurun.

Sekarang saya tetap jualan tapi hanya menerima orderan dalam jumlah banyak saja.

Terlebih mereka yang biasanya sibuk berkantor harus bekerja dari rumah. Membuat mereka lebih banyak waktu untuk memasak sendiri dan mengurangi kebiasaan belanja masakan olahan di luar rumah.

Baca juga:

"Sekarang saya tetap jualan tapi hanya menerima orderan dalam jumlah banyak saja karena kalau memasak banyak belum bisa maksimal kondisinya," kata perempuan yang akrab disapa Emi ini saat dihubungi Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.

Sehari-hari Emi menjual sajian Lobster saus padang dengan beberapa varian harga. Ada yang dijual per ekor seharga Rp 15.000, ada pula yang dibuat sepaket dengan kepiting seharga Rp 50.000. Sampai paket-paket pesanan tertentu seharga Rp 100.000.

Tak jarang beberapa pelanggan yang sudah akrab dengan makanan olahannya langsung berkunjung dan menyantap seporsi Lobster di rumahnya di Kampung Gallea, Desa Biangkeke Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng.

"Kalau isian tergantung pesanan pelanggan, biasanya cuma saos saja tapi kalau ada yang minat dikasi jagung saya kasi jagung juga," katanya.

Sebelum pandemi, ia mengatakan omzet penjualan Lobster olahannya mencapai Rp 2.000.000.  Selain Lobster olahan, saat ini ia juga menyuplai sebuah rumah makan di Kabupaten Gowa.

Lobster-lobster beku seberat 2 sampai 3 ons dikirim ke rumah makan mitra kerja samanya. Sekilo lobster dibeli seharga Rp 130.000.

Adapun Lobster tersebut dijamin segar. Karena Suami dan mertuanya adalah pemilik usaha jual beli Lobster di Kabupaten Bantaeng. Tak tanggung-tanggung ratusan ton Lobster dikirim setiap hari ke luar pulau Sulawesi.

Bahkan saat ini seharusnya usaha yang bernaung dibawa CV. Mutiara Bantaeng sudah mengekspor ke Hongkong dan Cina. Namun lagi-lagi Corona menghalangi.

"China tidak terima ekspor dulu jadi terhambat," ujarnya.

Emi berharap agar masa pandemi cepat berlalu. Agar kehidupan berjalan normal seperti sedia kala. []

Berita terkait
Prajurit Kodim Disiplinkan Sentra Kuliner Bantaeng
Prajurit Komando Distrik Militer (Kodim) 1410 Bantaeng padati sentra kuliner Pantai Seruni Kabupaten Bantaeng. Ini tujuannya.
Mahasiswa UNM Belajar Tentang Kopi di Bantaeng
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) belajar tentang kopi di Kabupaten Bantaeng.
Tambahan Saksi Baru Kasus Pembunuhan ROS di Bantaeng
kasus pembunuhan terhadap saudara kandung di Kabupaten Bulukumba kini memasuki babak baru, dimana satu saksi kembali di periksa polisi.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)