HNSI Setuju KKP Lakukan Ekspor Benih Lobster

Dewan Penasihat HNSI, Bambang Haryo Soekartono mengatakan kebijakan KKP izinkan penangkapan benih lobster dan buka keran ekspor, dinilai tepat.
Lobster. (Foto: Instagram/@edhy.prabowo)

Jakarta - Dewan Penasihat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengizinkan penangkapan benih lobster dan membuka keran ekspor, dinilai tepat. Menurutnya, langkah itu dapat memberdayakan nelayan dan menghasilkan devisa bagi negara.

Hal ini guna menanggapi Permen KP No. 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan di Wilayah Negara Republik Indonesia.

Oleh karena itu, benih lobster ini harus segera diambil sebab jika tidak mereka akan musnah dimakan ikan-ikan karang predator misal Kerapu, Kakap Putih dll

“Yang dilakukan Menteri KP Edhy Prabowo itu langkah bagus, yakni mencabut Permen KP No. 56 Tahun 2016 yang diterbitkan pendahulunya Susi Pudjiastuti, lalu menerbitkan Permen KP No. 12 Tahun 2020 yang mengubah sejumlah ketentuan, salah satunya mengizinkan penangkapan dan ekspor benih lobster,” kata Bambang kepada Tagar, Kamis, 23 Juli 2020.

Bambang menjelaskan, Permen KP No. 56 Tahun 2016 yang melarang penangkapan dan ekspor lobster ukuran kurang dari 200 gram merupakan kebijakan keliru. Ia menyebut, selain membuat nelayan kehilangan mata pencarian, larangan tersebut justru akan mendorong penangkapan lobster dewasa yang berpotensi merusak lingkungan dan lobster indukan.

“Penangkapan lobster dewasa memicu perusakan karang dan ekosistem laut sebab sering diambil dengan cara pemaksaan. Lobster dewasa umumnya hidup di sela-sela karang sehingga sulit ditangkap dan bahkan sering diambil dengan cara merusak karang atau pembiusan,” ucap dia.

Lulusan Fakultas Teknologi Perkapalan dan Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini menyatakan lobster bukanlah endemi asli Indonesia melainkan berasal dari perairan negara lain, seperti Christmas Island Australia, Papua Nugini, dan Filipina.

Menurutnya, benih lobster yang melimpah terbawa arus hingga ke perairan Indonesia sepanjang tahun dengan jumlah ratusan miliar, tetapi kata dia, melalui seleksi alam hanya dapat bertahan hidupnya menjadi lobster dewasa sangat kecil yakni sekitar 0,01% sampai 0,02%.

“Oleh karena itu, benih lobster ini harus segera diambil sebab jika tidak mereka akan musnah dimakan ikan-ikan karang predator misal Kerapu, Kakap Putih dll. Daripada dibiarkan, kita bisa mendapat manfaat ekonomi dari penangkapan benih lobster sekaligus menjaga kelestariannya jika diambil dengan cara yang baik," ujarnya.

"Penangkapan Benih Lobster (BL) tidak akan mengurangi jumlahnya di lautan, apalagi Indonesia adalah surganya benih lobster dan terbesar di dunia," kata Bambang.

Ia mengatakan, Indonesia belum mampu membudidayakan benih lobster hingga ke ukuran 50 gram seperti yang dilakukan Vietnam. Dia berpendapat, budidaya lobster saat ini baru bisa dilakukan setelah ukuran 50 gram dan terbatas sampai ukuran 200 gram.

"Berbeda dengan Vietnam yang mampu budidaya mulai ukuran BL sampai dengan ukuran 500 gram dengan tingkat keberhasilan hidup mencapai 90%," ucapnya.

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, mengatakan Susi Pudjiastuti tidak legowo menyikapi ekspor benih lobster yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dari Partai Gerindra.

"Pertama, dalam perspektif komunikasi massa, sosok Susi Pudjiastuti dikenal sebagai tokoh media darling. Artinya, sangat menjadi perhatian publik ketika nama Susi beredar di linimasa," ucap Adib kepada Tagar, Minggu, 12 Juli 2020.

Tentunya, kata Adib, sangat berkaitan sekali dengan riuh kritikan dari Susi terhadap kebijakan ekspor benih lobster yang tengah hangat menjadi perbincangan publik. Meskipun pada kenyataannya, ia sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri di KKP.

"Jadi apapun yang diucapkan terkait kebijakan-kebijakan, dikarenakan Susi masih dicap sebagai salah satu simbol yang berperan di KKP, maka apapun yang dikomentari oleh Susi, sudah pasti sangat seksi untuk dilihat oleh publik. Termasuk juga dengan logo Gerindra yang diganti dengan gambar lobster," ujar Adib Miftahul. []

Berita terkait
Kisah Pengepul Lobster Bantul yang Enggan Jual Benur
Sugiyarto alias Tulus, seorang pengepul lobster di Kabupaten Bantul yang enggan menjual benur meski ramai dicari pembeli.
Harga Anjlok, Pemasok Lobster di Rembang Gigit Jari
Seorang pemasok lobster asal Rembang harus merugi karena turunnya harga jual lobster. Apa penyebab harga lobster di Rembang?
Soal Dinasti Politik, Rakyat diminta Adil ke Gibran
Hasto meminta masyarakat bisa menilai dan berlaku adil terhadap warga negara yang berniat mengabdi sebagai calon kepala daerah.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia