Panic Buying Virus Corona, Peran Buzzer Kian Disorot

Peran buzzer ataupun influencer di media sosial kian disorot dengan merebaknya panin buying terkait virus corona di Indonesia.
Ilustrasi buzzer. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate didesak mengurusi influencer atau buzzer. Sebab, mereka dianggap kian membuat kepanikan di tengah masyarakat, sehingga melakukan panic buying, lantaran virus corona terbukti masuk ke Indonesia.

Pengamat Kebijakan Publik Riant Nugroho mengatakan Menkominfo harus bertindak tegas kepada para buzzer. Bahkan, menurut dia, para buzzer yang tidak bertanggung jawab dalam menyampaikan informasinya perlu ditangkap.

Baca juga: Virus Corona, BM Bahan Baku Industri Diturunkan

Yang jadi masalah adalah seringkali ini teman milenial mendapatkan popularitas, sehingga mereka mem-publish atau menyerukan hal-hal yang tidak seharusnya.

"Panic buying ini yang salah bukan pemerintah. Justu pemerintah melalui Menkominfo itu (harus) memerintahkan agar buzzer-buzzer itu tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan. Kalau perlu mereka ditangkap dengan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)," ujar Riant kepada Tagar, Selasa, 3 Maret 2020.

Menurut dia, masyarakat seharusnya menyerahkan semua keputusan penanganan dampak virus corona ke pemerintah. 

Riant juga menyarankan warganet agar berhati-hati dalam menginformasikan sesuatu hal mengenai virus corona demi meminimalisir keresahan masyarakat.

"Yang jadi masalah adalah seringkali ini teman milenial mendapatkan popularitas, sehingga mereka mem-publish atau menyerukan hal-hal yang tidak seharusnya," ucap dia.

Maka dari itu, Riant menyarankan agar Menkominfo membuat pernyataan tegas untuk mengatur traffic komunikasi para buzzer dan influencer di media sosial, yang menyangkut virus corona atau Covid-19.

"Menkominfo harus buat pernyatan Menteri, tidak boleh buzzer-buzzer bikin kaya gitu. Katakan diawasi pemerintah dan termasuk polisi Bareskrim (Badan Reserse Kriminal). Tangkap, selesai," katanya.

Sementara, Kepala Bareskrim Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memerintahkan personelnya memantau pusat-pusat perbelanjaan yang mulai ramai, disebabkan panic buying masyarakat akibat dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona.

"Mulai kemarin setelah kami mendapatkan info dengan temuan suspect terhadap virus, kami sudah minta kepada anggota untuk turun ke lapangan memantau khususnya tempat-tempat perbelanjaan," ujar Listyo di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.

Padahal sebelumnya, pemerintah berencana mengucurkan dana untuk media dan influencer sebesar Rp 72 miliar untuk mempromosikan wisata

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai mengikuti rapat terbatas antisipasi penyebaran virus corona terhadap perekonomian Indonesia bersama Presiden Jokowi.

Airlangga menjelaskan, anggaran Rp 72 miliar itu bagian dari insentif untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 298,5 miliar. Rinciannya untuk subsidi diskon tiket pesawat Rp 98,5 miliar, anggaran promosi Rp 103 miliar, kegiatan kepariwisataan sebesar Rp 25 miliar, hingga menggunakan jasa influencer.

"Dan media relation dan influencer sebesar Rp 72 miliar," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020. []

Berita terkait
Virus Corona Terdeteksi Muncul Perilaku Irasional
Ketika diumukkan dua WNI di Depok tertular virus corona muncul perilaku irasonal, panik dan paranoid dengan membeli sembako dan masker berlebihan
Corona di Depok, Mendagri: Masyarakat Jangan Panik
Mendagri Tito Karnavian meminta masyarakat tak panik dalam menghadapi Virus Corona karena pemerintah telah melakukan tindakan
#StopPanikLawanCorona Trending No.1 di Twitter
Tagar #StopPanikLawanCorona menjadi tren nomor satu di media sosial Twitter. Tagar ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar tidak khawatir.