Sleman - Polsek Depok Barat masih mengejar orang tua penelantar bayi di Rumah Bersalin Unala, Jalan Kledokan, Dusun Tempel, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Polisi menyebut kedua pelaku sudah keluar dari Yogyakarta.
Kapolsek Depok Barat Komisaris Polisi (Kompol) Rachmadiwanto mengatakan bahwa pihaknya telah menetapkan orang tua bayi berjenis kelamin laki-laki ini sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Kami tetapkan pelaku sebagai DPO. Kami juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian di wilayah Wonosari, Gunungkidul untuk memberitahu ketika orang tua kembali ke rumahnya. Karena mereka sudah keluar kota," kata Kompol Rachamadiwanto kepada wartawan dihubungi melalui sambungan telpon, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Bahwa terduga pelaku bukan suami istri, melainkan ayah dan anak.
Kompol Rachamadiwanto membeberkan bahwa terduga pelaku diketahui berinisial MY, 23 tahun dan SBR, 48 tahun. Mereka tinggal di wilayah Wonosari, Gunungkidul. Sejak MY, melahirkan bayi tersebut, keduanya belum kembali ke rumahnya.
"Bahwa terduga pelaku bukan suami istri, melainkan ayah dan anak. Sejak melahirkan, keduanya belum sempat kembali ke rumahnya. Dia tinggal di sana (Wonosari) dengan saudaranya. Pihak sana juga minta agar orang ini (orang tua) segera ditemukan," ucapnya.
Baca Juga:
- Resmi, Pembuang Bayi di Sleman Mahasiswa UMY
- Pembuang Bayi Mancung di Sleman Resmi Tersangka
- Pembuang Bayi Mancung di Sleman Mahasiswa Kedokteran
Diberitakan sebelumnya, bayi lucu berjenis kelamin laki-laki itu menangis tak henti-henti setelah ibu yang melahirkan pergi dan meninggalkannya di rumah bidan Mitra Unala yang ada di wilayah Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Ibu bayi tersebut diduga kabur bersama seorang pria. Menurut bidan Mei Muhartati yang membantu proses persalinan tersebut mengatakan, ibu bayi yang mengaku inisial MY, 24 tahun itu melahirkan bayi pada Senin, 6 Juli 2020.
Menurutnya, ibu si bayi datang itu ke rumahnya dalam kondisi hamil 8 bulan dan merasa kesakitan sekitar pukul 20.30 WIB. Dengan naluri kebidanannya, Muhartati langsung memberikan pertolongan untuk melakukan prosese persalinan.
Sekitar pukul 03.30 WIB, perawat mendengar tangisan bayi dan melihat bayi sendirian. Sementara Ibunya tidak ada di tempat tidur dan belum kembali setelah pamit keluar. Setelah mencari dibeberapa tempat, ternyata ibu si bayi telah pergi. []