Polisi Kantongi Identitas Penelantar Bayi di Sleman

Polisi mengantongi identitas penelantar bayi usai dilahirkan di Sleman. Diduga pelakunya orang tua kandung asal Gunungkidul.
Bayi Laki-laki yang ditinggalkan ibunya usai melahirkan di salah satu rumah bidang di Sleman, Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Polsek Depok Barat terus melakukan penyelidikan perkara penelantaran bayi di rumah bidan Mitra Unala yang berada di wilayah Kledokan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku penelantar bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut.

Kapolsek Depok Barat Komisaris Polisi (Kompol) Rachmadiwanto membeberkan, kedua pelaku beralamat di Desa Wiladek, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. "Polisi sudah mengantongi nama pelaku dengan orang tuanya juga. Ayahnya inisial T dan yang melahirkan inisial V," katanya saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telpon, Senin, 20 Juli 2020.

Adapun penelantaran bayi tersebut terjadi pada Senin, 6 Juli 2020. Saat itu bayi terus menangis tak henti-henti setelah ibu yang melahirkan pergi dan meninggalkannya. Ibu si bayi kabur bersama seorang pria beberapa jam setelah melahirkan.

Kompol Rachmadiwanto mengatakan, proses pengungkapan identitas menemui kendala. Alasannya, kedua pelaku tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan sering berpindah-pindah. Namun demikian, kedua pelaku yang sedang menjadi buronan polisi masih berada di wilayah DIY.

Pelaku jelas masih kami cari karena hidupnya gelandang tapi sepertinya sudah ketakutan dicari polisi. Makanya kami minta bantuan kepala desanya.

"Tidak punya tinggal tetap jadi agak telat info yang masuk, kami kejar sudah pindah lagi. Jadi mereka berpindah-pindah tempat tinggalnya, orangnya nggelandang," ucapnya.

Untuk mempermudah penangkapan, pihak kepolisian juga meminta kerja sama dengan kepala desa Wiladek, Karangmojo, Gunungkidul untuk menginformasikan keberadaan pelaku. "Pelaku jelas masih kami cari karena hidupnya gelandang tapi sepertinya sudah ketakutan dicari polisi. Makanya kami minta bantuan kepala desanya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, bidan Mei Muhartati yang menangani proses persalinan bayi tersebut mengungkapkan, ibu bayi diduga kabur bersama seorang pria. "Mereka datang tanpa membawa identitas dan tanpa persiapan apa pun," ungkapnya.

Menurutnya, ibu si bayi datang itu ke rumahnya dalam kondisi hamil 8 bulan dan merasa kesakitan sekitar pukul 20.30 WIB. Dengan naluri kebidanannya, Muhartati langsung memberikan pertolongan untuk melakukan prosese persalinan.

Bayi laki-laki lahir sekitar pukul 21.30 WIB secara normal dengan tinggi 51 centimeter dan berat 3,3 Kilogram. Setelah selesai membantu bersalin, Muhartati dan perawat kembali ke kamar untuk istirahat. Kedua orang yang diduga sebagai orang tua bayi laki-laki pamit keluar. Alasanya akan menjemput keluarga yang datang menjenguk.

Sekitar pukul 03.30 WIB, perawat mendengar tangisan bayi dan melihat bayi sendirian. Sementara Ibunya tidak ada di tempat tidur dan belum kembali setelah pamit keluar. Setelah mencari di beberapa tempat, ternyata ibu si bayi telah pergi. Selanjutnya Muhartati melaporkan peristiwa tersebut ke Dukuh setempat dan diteruskan ke Polsek Depok Barat.

"Penjaga melihat kedua orang tersebut pamit keluar. Katanya mau menjemput keluarganya tapi tidak balik lagi. Sejak awal saya memang sudah curiga ada yang tidak beres," ucapnya. []

Berita terkait
Penelantaran Bayi di Sleman Catut Orang Lain
Seorang ibu yang melahirkan dan pergi begitu saja di Sleman mencatut nama orang lain. Polisi masih menyelidiki kasus ini.
Ibu Penjual Bayi di Facebook Terungkap di Yogyakarta
Polresta Yogyakarta mengungkap penjualan bayi lewat Facebook. Tiga orang diproses hukum, yakni ibu kandung, makelar dan penyedia dana.
Ibu Kabur Tinggalkan Bayi yang Dilahirkan di Sleman
Seorang ibu melahirkan bayi laki-laki di rumah bidan di Sleman, namun si ibu meninggalkan begitu saja.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.