TAGAR.id, Jakarta - Bacapres Anies Baswedan menegaskan bahwa dirinya dan ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tidak kawin paksa, melainkan ada proses yang berjalan begitu cepat sehingga mereka dijadikan pasangan sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024.
"Jadi memang cepat, memang mungkin kalau istilah saya tak terfikirkan, kemudian proses perjalanannya benar benar singkat," ucap Anies dalam wawancara dengan Karni Ilyas, dikutip dalam chanel Karni Ilyas Club, Kamis, 7 September 2023.
Kadang-kadang kita menemui jalan yang kita duga buntu, lalu muncul jalan keluar dari rute-rute yang tak terduga. Itu yang terjadi di koalisi Perubahan, bertemu dengan kebuntuan, lalu saya pribadi ikhlaskan saja sudah.
Anies mengaku bahwa ini semua merupakan hal yang tidak terduga, ketika menemukan jalan buntu, pihaknya akhirnya menemukan jalan lain yang tidak diduga-duga.
"Kadang-kadang kita menemui jalan yang kita duga buntu, lalu muncul jalan keluar dari rute-rute yang tak terduga. Itu yang terjadi di koalisi Perubahan, bertemu dengan kebuntuan, lalu saya pribadi ikhlaskan saja sudah," ujar Anies.
Menurut Anies, sudah aada perbedaan yang cukup mendasar, terkait dengan kapan harus diputuskan, untuk dijadikan sebagai pasangan.
"Opsi wakil yang tersedia adalah Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), itu sudah disampaikan sejak Juni," ucapnya.
"Dari pihak Nasdem, kami tidak menolak, tapi kami tidak mau diputuskan sekarang, opsi AHY nanti diujung, dari sisi Demokrat, kalau sudah tinggal AHY kenapa tidak segara diputuskan. PKS berpandangan lebih awal lebih baik," lanjutnya.
Anies menilai opsi yang ditawarkan Surya Paloh bukan opsi yang jelak, kalau disebut paksa itu bila yang satu tidak suka, lalu dipaksakan, kalau ini opsi yang memenuhi kriteria yang disepakati oleh koalisi Perubahan.
Ada lima kesepakatan tentang krteria, kata Anies, pertama membantu kemenangan, yang kedua, memperkuat koalisi, yang ketiga, bisa membantu dalam pemerintahan
"Ini tiga ini langsung terpenuhi. Keempat se-visi perubahan, yang kelima kemistri, nyambung," ucapnya.
Jika, kata Anies, Surya Paloh mengusulkan nama yang tidak memenuhi kriteria itu, misalnya kerabatnya dan Nasdem memaksa, maka itu disebut pemaksaan.
"Tapi ini proposal yang baik, justru inilah yang menurut saya ini ada opsi yang baik nih," tutur mantan Gubenur Jakarta itu.
"Ini bukan berarti ada pemaksaan, tapi ada kecocokan, ada kesesuian tujuan, misi dan lain-lain," kata Anies. []