Misteri Masjid Tuha Peninggalan Sultan di Aceh

Masjid Tuha di Aceh mulai berdiri sejak abad ke-17 di dalam area komplek keraton Maharaja Kutablang.
Sisa bangunan Masjid Tuha yang terletak di Desa Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe dan kini masjid tersebut tidak dipergunakan lagi, serta bangunannya pun mulai roboh. {Foto: Tagar/Agam Khalilullah)

Lhokseumawe - Bagi sebagian masyarakat Kota Lhokseumawe tidak asing lagi dengan sebutan Masjid Tuha (tua), masjid yang terletak di Desa Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua, merupakan masjid yang dianggap paling tua di kota itu dengan menyimpan berbagai nilai sejarah peradaban.

Namun sayang, kini masjid tersebut sudah mulai tidak digunakan lagi dan bahkan bangunannya pun mulai roboh. Hanya saja beberapa material yang terbuat dari batu yang masih tersisa.

Masjid Tuha itu memiliki ukuran sekitar 15x15 meter persegi, dengan dua tingkat yang mempunyai tinggi sekitar dua meter. Dari sisa bangunannya maka terlihat memiliki satu pintu kecil dan sangat mirip seperti benteng pertahanan pada masa penjajahan.

Sedangkan material bangunan yang masih tersisa, terlihat susunan batu karang yang tersusun rapi dan salanjutnya dibalut dengan semen, sepertinya pernah dilakukan renovasi, serta di dalamnya terdapat mimbar yang hanya bekasnya saja.

Peneliti Sejarah Aceh, Husaini Usman menyebutkan, apabila secara geografis maka letak masjid itu berada di perairan Kreung (sungai) Cunda yang membentang dari Kuala Meuraksa, hingga ke Kuala Mamplam Ujong Blang, dulunya di sekitar areal masjid tersebut dijadikan sebagai pelabuhan untuk barter barang.

Sangat banyak menyimpan peradaban, namun sayang tidak dilestarikan dengan baik.

Masjid Tuha itu sudah diperkirakan mulai berdiri sejak abad ke-17 dan dibangun di dalam area komplek keraton Maharaja Kutablang. Maharaja tersebut merupakan keturanan sultan dan kini jejak bangunan keraton itu sudah hancur akibat tergerus dimakan zaman.

Pada masa abad ke-17 lalu, masyarakat yang berada di areal Masjid tersebut sudah memiliki peradaban yang tinggi, karena banyak sekali ditemukan makam yang nisannya berukir, ditemukan tembikar dan berbagai benda lainnya.

“Masjid ini sangat banyak menyimpan peradaban, namun sayang jejak sejarah ini tidak dilestarikan dengan baik dan sekarang menjadi rusak. Pada abada ke-17 lalu, di daerah itu sudah tergolong maju,” ujar Husaini Usman.

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Desa Meunasah Mesjid M. Thaib mengatakan, masjid tersebut telah ada semenjak dirinya kecil. Namun mulai tidak dipergunakan lagi sejak tahun 70-an, karena telah dibangun masjid baru.

Masjid Tuha itu memiliki kubah berbentuk belanga besi yang besar, pada saat aktivitas di masjid mulai terhenti, tiba-tiba kubah tersebut turun sendiri ke tanah kemudian warga memasangnya kembali. Namun semakin hari kubah itu tetap saja turun dan bahkan turun ke sungai.

“Pada saat kubah itu turun ke sungai maka warga tidak menghiraukannya lagi, jadi dibiarkan saja. Namun sekarang masjid tersebut menjadi rusak total dan sangat disayangkan, padahal ada nilai sejarahnya,” tutur M. Thaib. []

Baca juga:

Berita terkait
Pj Kades Aceh Singkil Dilaporkan Soal Pembagian Sapi
Puluhan warga Desa Teluk Ambun, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Aceh melaporkan Pj Kepala Desanya karena diduga ingkar janji dan tidak adil.
Polisi Ungkap Kasus Korupsi di Dinas Peternakan Aceh
Dugaan adanya indikasi korupsi yang dilakukan oleh kedua pejabat di instansi peternakan Aceh dengan total anggaran Rp. 13,3 miliar.
Walhi: Pemerintah Aceh Cuek Kerusakan Lingkungan
Tak jelasnya penanganan kerusakan lingkungan di Aceh mengindikasikan pemerintah cuek dengan isu lingkungan.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya