Menlu Blinken Puji Kemitraan Eropa dan AS dalam Pertemuan dengan Delegasi UE

Kedua pejabat tersebut terutama membahas perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina
Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa yang dipimpin Josep Borrell di kantor Departemen Luar Negeri di Washington, DC Rabu, 13 Maret 2024. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada Rabu (13/3/2024) menyebut kemitraan AS dengan Uni Eropa sebagai salah satu "tindakan bersama yang luar biasa" ketika ia dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa (UE) Josep Borrell membahas beberapa masalah termasuk Ukraina dan Gaza.

Joseph Borrell mengatakan, “Kemudian kita perlu melancarkan akses kemanusiaan. Meskipun dilakukan lewat laut, udara, itu baik. Namun itu tidak cukup. Kita tidak bisa mengganti ratusan truk dengan mengirimkan parasut.”

Blinken bertemu Borrell di Departemen Luar Negeri di Washington. Kedua pejabat tersebut terutama membahas perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Borrell menggambarkannya sebagai “kekhawatiran terbesar dan mendesak” di Uni Eropa.

Kedua pemimpin juga fmemusatkan perhatian pada situasi bantuan kemanusiaan di Gaza. Negara anggota UE, Siprus, baru-baru ini mengirimkan bantuan ke Gaza melalui jalur laut yang belum teruji, sementara AS mengatakan pihaknya mengirimkan makanan ke wilayah yang dilanda bencana melalui udara. Namun, Borrell mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan.

Menurut Menteri Luar Negeri Siprus Constantinos Kombo, langkah-langkah lebih lanjut mengenai koordinasi bantuan lintas laut diharapkan akan dibahas lewat percakapan konferensi telephone pada Rabu malam, bersama Blinken, rekannya dari Inggris David Cameron, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed, dan perwakilan Komisi Eropa. (my/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Uni Eropa Capai Kesepakatan untuk Larang Produk yang Dibuat dengan Kerja Paksa
Hampir 28 juta orang, 3,3 juta di antaranya anak-anak, menjadi tenaga kerja paksa di seluruh dunia