Diminta Copot Kippah Kelompok Kebebasan Beragama AS Akhiri Perjalanan ke Arab Saudi

Pejabat Saudi minta ketuanya, Rabbi Abraham Cooper, untuk mencopot kippahnya, komisi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan (11/3/2024)
FILE- Rabi Abraham Cooper (tengah) dari Simon Wiesenthal Center, berbicara di depan para pemimpin sipil dan agama di luar Balai Kota Los Angeles, 20 Mei 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP/Marcio Jose Sanchez)

TAGAR.id - Delegasi Amerika Serikat (AS) untuk kebebasan beragama mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi, setelah salah satu anggotanya diminta untuk melepaskan penutup kepala Yahudi, yang dikenal sebagai kippah.

Delegasi Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS (USCIRF) sedang melakukan kunjungan resmi ke situs warisan UNESCO Diriyah, rumah asli keluarga kerajaan Arab Saudi, ketika pejabat Saudi meminta ketuanya, Rabbi Abraham Cooper, untuk mencopot kippahnya, komisi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (11/3/2024).

Staf kedutaan AS yang mendampingi delegasi tersebut mencoba menyampaikan “penolakan yang sopan namun tegas” dari Cooper, namun para pejabat di lokasi mengawal delegasi tersebut keluar setelah Cooper “menunjukkan bahwa ia tidak ingin berkonfrontasi atau melakukan provokasi, namun sebagai seorang Yahudi yang taat, ia tidak dapat memenuhi permintaan untuk melepas kippahnya, kata komisi itu.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Saudi telah mengundang kelompok tersebut untuk mengunjungi lokasi tersebut dan bahwa kunjungan tersebut telah disetujui oleh Kementerian Luar Negeri Saudi.

USCIRF adalah badan penasihat bipartisan, independen dari Departemen Luar Negeri AS.

“Permintaan pejabat Saudi kepada Ketua Cooper untuk menyingkirkan kippahnya sangat mengejutkan dan menyakitkan. Hal ini secara langsung bertentangan tidak hanya dengan narasi resmi pemerintah mengenai perubahan tetapi juga tanda-tanda nyata kebebasan beragama yang lebih besar di negara kerajaan itu yang kita lihat secara langsung,” kata Wakil Ketua USCIRF Pendeta Frederick A. Davie.

“Meskipun kami mengapresiasi berbagai pertemuan yang kami adakan di negara ini dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Komisi Hak Asasi Manusia, dan pihak-pihak lainnya, kejadian memprihatinkan ini dengan jelas menggambarkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar Arab Saudi dapat menyelaraskan diri dengan hukum internasional yang menjamin hak dasar ini,” tambah Davie.

“Tidak seorang pun boleh ditolak aksesnya ke situs warisan, terutama yang dimaksudkan untuk menyoroti persatuan dan kemajuan, hanya karena ia seorang Yahudi,” kata Cooper.

Menanggapi pertanyaan dari Kantor Berita AP, Departemen Luar Negeri mengatakan pihaknya telah “menyampaikan keprihatinan kami kepada otoritas pemerintah Saudi” atas perintah yang diberikan kepada Cooper untuk melepas kippahnya.

“Amerika Serikat sepenuhnya mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan, termasuk hak untuk mengekspresikan keyakinan melalui pakaian keagamaan,” kata Departemen Luar Negeri. “Amerika Serikat terus bekerja sama dengan rekan-rekan Saudi kami dalam masalah kebebasan beragama dan kami berharap dampak dari insiden ini akan mendorong Arab Saudi untuk mengambil langkah lebih jauh dalam masalah ini.” (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Arab Saudi Resmi Lamar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA 2034
Tawaran itu muncul dua tahun setelah negara tetangganya, Qatar, menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022 pertama di Timur Tengah