TAGAR.id, Jakarta - Selain di dunia bisnis, window dressing juga terdapat pada dunia investasi seperti reksa dana. Hal ini kerap dilakukan para manajer investasi yang akan menjual saham buruk dan membeli saham-saham lain yang dapat mendongkrak nilai tambah pada portofolio klien pemegang saham.
Dilakukan agar seolah-olah mereka tidak salah pilih dalam mengalokasikan dana investor. Oleh karena itu, penghujung tahun dianggap sebagai bulan paling baik karena transaksi saham akan ramai dengan kegiatan para manajer investasi yang memoles portofolio sahamnya.
Saham dengan kapitalisasi nilai besar akan menjadi primadona yang banyak di akhir tahun menutup sejarah yang kurang baik pada bulan-bulan sebelumnya. Window dressing diartikan sebagai strategi meningkatkan portofolio saham pada akhir periode, tetapi tidak serta merta semua aktivitas penipuan ini hanya mempertimbangkan kebutuhan tersebut.
Meskipun memiliki konotasi yang buruk, tetapi beberapa metodenya terbukti tidak dilakukan dengan curang, seperti pemberian diskon dan penawaran besar-besaran akhir tahun. Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan nilai saham karena saat permintaan saham naik, nilainya juga otomatis naik.
Itulah window dressing pada reksa dana. Meski praktik ini dilakukan oleh beberapa orang, bukan berarti kamu harus takut untuk berinvestasi, ya. Sebab, untuk tujuan pengelolaan keuangan, adalah bisnis yang memiliki investasi. Kamu bisa melakukan antisipasi dengan belajar lebih cermat dan kritis agar dapat melihat laporan yang akurat.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- Strategi Investasi untuk Ibu Rumah Tangga, Cek di Sini
- Kekurangan dan Kuunggukan Lump Sum Sebagai Strategi Berinvestasi
- 5 Jenis Investasi Syariah yang Disetujui MUI
- Ragam Cara Menghindari Kerugian Investasi Forex