Aceh Tamiang - Suardi, 49 tahun, warga Dusun Makmur Tanah berongga, Desa Kebun Seumentoh Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh ditemukan tak bernyawa oleh warga setempat.
Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Karang Baru Polres Aceh Tamiang, Iptu Tarmidi mengatakan, jasad Suardi ditemukan di sawah balai diklat kelompok pertanian desa setempat, tepatnya di dekat persawahan.
"Jasad Suardi pertama kali ditemukan oleh salah satu warga setempat bernama, Indra Buana, 49 tahun," kata Kapolsek Karang Baru, Iptu Tarmidi kepada Tagar, Selasa, 1 Desember 2020.
Saat itu, kata dia, pada pagi sekira pukul 07.30 WIB, ketika Indra hendak pergi ke sawah, sampai di lokasi, ia melihat ada sosok manusia mengapung di kolam itu.
Indra yang penasaran pun, kata Tarmidi, mencoba mendekati mayat itu untuk memastikannya. Setelah didekatinya, ia melihat Suadi sudah tidak bernyawa lagi, dengan kondisi tubuh sudah mulai membengkak dan wajah yang nyaris tidak dapat dikenali lagi.
"Selanjutnya, Indra pun memberitahukan penemuan mayat itu kepada perangkat desa setempat," katanya.
Kemudian jasad Suardi kami serahkan ke pihak keluarga untuk dilakukan prosesi pemakaman.
Kemudian perangkat desa setempat meneruskan laporan penemuan mayat itu kepihak Mapolsek Karang Baru.
"Menerima laporan itu, kami pun langsung turun ke lokasi, dan melakukan evakuasi terhadap mayat itu," katanya.
Selanjutnya, jasad Suardi di bawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Aceh Tamiang untuk dilakukan visum. Dan hasilnya korban tidak ditemukan tindak kekerasan.
Baca juga: Penemuan Mayat Pasutri di Pasangkayu Gegerkan Warga
"Kemudian jasad Suardi kami serahkan ke pihak keluarga untuk dilakukan prosesi pemakaman," katanya.
Tarmidi mengungkapkan, berdasarkan keterangan adik kandung korban, Usman, 45 tahun. Suardi terakhir terlihat pada Kamis, 26 November 2020 lalu.
Baca juga: Pria di Polman Sulbar, Pergi Menggembala Sapi Pulang Jadi Mayat
"Dia pergi keluar rumah dan tidak kembali sampai sekarang," kata Tarmidi.
Ia menambahkan, Suardi juga diketahui selama ini mengalami gangguan jiwa. Dan telah berjalan kurang lebih sudah 10 tahun.
"Dan kebiasaan Suardi biasanya pergi di pagi hari dan pulang saat siang untuk makan siang. Kemudian ia pun pergi lagi sampai sore," ujarnya. []