Makam Penerus Takhta Keraton Agung Sejagat Dipindah

Makam janin dari Toto dan Fanni di sekitar rumah kontrakan di Sleman dipindah ke pemakaman umum. Janin tersebut berusia sekitar 4-5 bulan.
Seorang warga sedang menggali kubur janin dari Toto dan Fani untuk dipindahkan ke pemakaman umum (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Makam Janin dari pasangan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso dengan pemaisurinya Fanni Aminadia dipindah oleh warga Dusun Nagabangan V, Desa Sidoluhur, kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kabarnya janin tersebut berusia sekitar 4-5 bulan.

Kepala Desa Sidoluhur Sudarmanto mengatakan pemindahan telah dilaksakan pada Jumat 17 Januari 2020 sore. Pemindahan makam yang sebelumnya berada di halaman belakang sisi selatan warung angkringan ke tempat yang lain.

Pemindahan makam, sesuai kesepatan antara warga dengan penghuni kontrakan. "Sore ini makam janin Bu Fanni dipindahkan oleh warga dan petugas serta penghuni kontrakan," Kata Sudarmanto kepada wartawan di lokasi, Jumat 17 Januari 2020 sore.

Menurut dia pemindahan makam tersebut dilaksanakan sekitar pukul 15:30 WIB. Setelah diangkat dari tanah yang tidak terlalu dalam itu, janin tersebut kemudian dibungkus dengan kain kafan dan dimakamkan ke pemakaman umum. Sebelum diberangkatkan ke tempat kubur yang baru, warga dan perangkat desa memanjatkan doa untuk janin tersebut.

Sudarmanto mengatakan setelah penggeledahan pada Rabu 15 Januari 2020 dini hari, kepolisian menemukan sebuah tanah yang menggunduk. Tanah itu diduga kuburan janin. Selanjutnya temuan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh perangkat desa setempat.

Rumah yang ditempati pria yang mengaku sebagai keturunan Raja Majapahit tersebut memang betul ditemukan sebuah kuburan jabang bayi yang berada di sisi selatan warung angkringan.

Dia mengatakan, setelah proses penggeledahan, selaku kepala desa, dia langsung mendatangi rumah kontrakan tersebut untuk bertemu asisten rumah tangga yang menemani keluarga Toto selama ini. Kedatangannya untuk memastikan kuburan siapa yang ada di halaman luar rumah kontrakan tersebut.

Sudarmanto mengatakan asisten rumah tangga tersebut membenarkan bahwa kuburan itu adalah anak dari Fanni yang disebut sebagai permaisuri Keraton Agung Sejagat Purworejo. "Tadi malam masyarakat minta ini dipindahkan ke makam. Supaya tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari," katanya.

Terkait status pernikahan Toto dan Fanni, dia belum mengetahui secara pasti. Pihaknya masih mencari data pernikahan pasangan yang menghebohkan tersebut. Sepengetahuannya, status Toto dan Fani adalah suami istri.

Sore ini makam janin Bu Fanni dipindahkan oleh warga dan petugas serta penghuni kontrakan.

Sementara itu, menurut pengakuan Kartijo tetangga Toto yang rumahnya tepat berada di depan kontrakan tersebut mengaku mengetahui bagaimana Toto dan Fanni menguburkan janin itu.

Tepatnya kurang lebih satu bulan lalu, Toto dan Fanni beserta anggotanya sekitar pukul 02:00 dini hari. Kartijo melihat mereka kumpul-kumpul di angkringan. Saat itu cuaca di dusun setempat pun tengah hujan deras.

Tak lama setelah itu, dia melihat dari luar rumahnya mereke menyalakan dupa dan lilin-lilin beserta tempat ayam. Semakin aneh lagi ketika orang-orang yang berada di sana seperti mengobrol tapi tidak seperti pada umumnya. "Ndak jelas mereka ngomongin apa. Tapi yang jelas seperti kaya orang kumur-kumur ngomongnya," kata Kartijo.

Kartijo penasaran dengan apa yang dilihatnya pada malam itu. Lalu saat berkesempatan bertemu dengan Fani, langsung menanyakan hal itu.

"Bu, semalam itu sedang mengadakan apa? Kok sepertinya ramai. Kata dia, lagi ritual penguburan bayinya," ucapnya.

"Kenapa Bu kok dikubur di sana? Dia jawab iya, tidak apa-apa," tambahnya.

Selama masa kehamilan Fani, Kartijo mengaku tidak tahu betul kalau sedang mengandung janin. Saat hamil pun Fani tetap menjalani aktivitas kebugaran.

Semenjak Toto dan Fani ditetapkan sebagai tersangka dan rumah kontraknnya digeledah, saat ini aktivitas di lokasi juga sangat sepi, namun warga sekitar menerangkan bahwa rumah tersebut masih dihuni tujuh orang. 

"Dulu pak Toto pernah cerita. Anaknya besar-besar sudah punya istri. Yang ini (Fani) istri kedua. Di rumahnya kira-kira ada tujuh orang," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Raja Keraton Agung Sejagat Kubur Bayi di Sleman
Raja dan permaisuri pernah mengubur bayi di rumah kontrakan di Sleman. Bayi itu berusia 4-5 bulan. Warga membongkar kuburan itu.
Pengakuan Mantan Lurah Korban Keraton Agung Sejagat
Sudadi, warga Kulon Progo menjadi korban Toto Santoso pendiri Keraton Agung Sejagat. Setor Rp 4,1 juta dapat jabatan mentereng yakni Maha Menteri.
Sepak Terjang Raja Keraton Agung Sejagat di Sleman
Sebelum geger di Purworejo, aktivitas Keraton Agung Sejagat sudah dicurigai warga Sleman. Cikal bakal kerajaan abal-abal itu dimulai dari Sleman.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.