Raja Keraton Agung Sejagat Kubur Bayi di Sleman

Raja dan permaisuri pernah mengubur bayi di rumah kontrakan di Sleman. Bayi itu berusia 4-5 bulan. Warga membongkar kuburan itu.
Kepala desa dan warga setempat saat menggali kuburan bayi yang diduga hasil hubungan intim Toto dan Fani di rumah kontrakan Sleman, Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Sleman - Raja dan permaisuri Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso 46 tahun dan Fanni Aminadia 42 tahun, menempati rumah kontrakan di Sleman. Di rumah kontrakan yang berada di Dusun Nagabangan V, Desa Sidoluhur, kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini ditemukan kuburan jabang bayi.

Kuburan tersebut diduga bayi hasil hubungan intim raja dan permaisuri keraton abal-abalan tersebut. Kuburan tersebut ditemukan setelah polisi melakukan penggeledahan pada Rabu 15 Januari 2020 dini hari. Temuan pihak kepolisian kemudian ditindaklanjuti oleh perangkat desa setempat.

Rumah yang ditempati pria yang mengaku sebagai keturunan Raja Majapahit tersebut memang betul ditemukan sebuah kuburan jabang bayi yang berada di sisi selatan warung angkringan di area rumah kontrakan tersebut.

Kepala Desa Sidoluhur Sudarmanto mengatakan setelah proses penggeledahan, perangkat desa langsung mendatangi rumah kontrakan tersebut untuk bertemu asisten rumah tangga yang menemani keluarga Toto selama ini. Dia datang untuk memastikan kuburan siapa yang ada di halaman luar rumah kontrakan tersebut.

Dia membenarkan bahwa kuburan itu adalah jabang bayi dari saudari Fani yang disebut sebagai permaisuri Keraton Agung Sejagat Purworejo yang menghebohkan itu Purworejo. "Tadi malam masyarakat minta ini dipindahkan, ke makam. Supaya tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari," katanya.

Bu semalam itu sedang mengadakan apa? Kok sepertinya ramai. Kata dia, lagi ritual penguburan bayinya.

Tetangga Toto, Kartijo yang rumahnya tepat berada di depan kontrakan tersebut mengaku mengetahui bagaimana Toto dan Fani menguburkan janin tersebut. Janin dikubur sekitar satu bulan lalu. Toto dan Fani beserta anggotanya sekitar pukul 02:00 dini hari. Kartijo melihat mereka kumpul-kumpul di angkringan. Saat itu cuaca di dusun setempatpun tengah hujan deras.

gali kubur bayi raja palsu2Kepala desa dan warga setempat saat menggali kuburan bayi yang diduga hasil hubungan intim Toto dan Fani di rumah kontrakan di Sleman, Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Dia mengatakann tidak lama setelah itu, melihat dari luar rumahnya mereke menyalakan dupa dan lilin-lilin beserta tempat ayam. Semakin aneh lagi ketika orang -orang yang berada di sana seperti mengobrol tapi tidak seperti umumnya. "Ndak jelas mereka ngomongin apa. Tapi yang jelas seperti kaya orang kumur-kumur ngomongnya," kata Kartijo.

Kartijo penasaran dengan apa yang dilihatnya pada malam itu. Saat berkesempatan bertemu dengan wanita yang biasa disapa Fani, langsung menanyakan hal itu. Ternyata bayi yang meninggal itu berusia sekitar 4-5 bulan. "Bu semalam itu sedang mengadakan apa? Kok sepertinya ramai. Kata dia, lagi ritual penguburan bayinya," ucapnya.

Selama masa kehamilan Fani, Kartijo mengaku tidak tahu betul kalau permaisuri abal-abal ini sedang mengandung janin. Saat hamil pun Fani tetap menjalani aktivitas kebugaran.

Sejak Toto dan Fani ditetapkan sebagai tersangka dan rumah kontrakannya digeledah, saat ini aktivitas di lokasi juga sangat sepi. Namun warga sekitar menerangkan bahwa rumah tersebut sebelumnya dihuni tujuh orang. "Dulu pak Toto pernah cerita. Anaknya besar-besar sudah punya istri. Yang ini (Fani) istri kedua. Di rumahnya kira-kira ada tujuh orang," katanya.

Sementara itu, salah satu perangkat desa setempat meragukan antara Toto dan Fani merupakan suami istri yang sah. Pasalnya, saat perangkat desa meminta dokumen kependudukan, yang bersangkutan tidak memberinya foto copian akta nikah. Yang diketahuinya hanya kedua orang ini ber-KTP asal Jakarta. []

Baca Juga:


Berita terkait
Sepak Terjang Raja Keraton Agung Sejagat di Sleman
Sebelum geger di Purworejo, aktivitas Keraton Agung Sejagat sudah dicurigai warga Sleman. Cikal bakal kerajaan abal-abal itu dimulai dari Sleman.
Pengakuan Mantan Lurah Korban Keraton Agung Sejagat
Sudadi, warga Kulon Progo menjadi korban Toto Santoso pendiri Keraton Agung Sejagat. Setor Rp 4,1 juta dapat jabatan mentereng yakni Maha Menteri.
Keseharian Raja Keraton Agung Sejagat Saat di Sleman
Raja Keraton Agung Sejagat selama mengontrak di Sleman selalu berganti-ganti usaha. Mulai dari ternak lele, buka koperasi, angkringan dan lainnya.
0
Cara Beli Migor Pakai Aplikasi PeduliLindungi
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini sebagai upaya pemerintah mengatasi sengkarut minyak goreng yang terjadi.