Mahasiswa UIN Jakarta Belajar Jadi Wartawan di Tagar

Dari Ciputat Tangerang Selatan, lima anak milenial mahasiswa UIN Jakarta itu melaju menuju kantor redaksi Tagar di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Putra Abdul Fattah Hakim (kanan) belajar editing dengan mentor Pemimpin Redaksi Fetra Tumanggor. (Foto: Dok Tagar)

Jakarta - Lima anak milenial itu melaju dengan motor, menembus terik matahari dari kampus di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, menuju kantor redaksi Tagar di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Mereka mahasiswa UIN Jakarta yang sedang belajar menjadi wartawan di media online nasional yang populer dengan logo hastag atau tanda pagar.

Adalah Muhammad Nefki Hasbiansyah, Putra Abdul Fattah Hakim, Revy Putra Andaryanto, Dimas Wijanarko, dan Dian Cahyaningrum. Kuliah di UIN Jakarta sejak 2016, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Jurnalistik. Saat semester 7, kompak magang bersama di Tagar.

Pagi kuliah, siang sampai sore magang di Tagar. Itu rutinitas Fattah dan Dian sepanjang Oktober hingga November 2019. Sedangkan Nefki, Revy, dan Dimas lebih lama sampai akhir Desember 2019 untuk mendalami Search Engine Optimization (SEO).

"Saya, Kiki, Dimas, dan Dian itu berteman satu kelas sejak semester satu di kelas C. Sedangkan Fattah dari kelas B cuma kita kadang-kadang sekelas jadi akrab juga dengan Fattah dan anak kelas B," tutur Revy kepada Tagar pada awal Desember 2019.

Mereka punya ciri khas, selalu mencium tangan para mentor di Tagar saat datang dan pergi.

Muhammad Nefki Hasbiansyah

Maruf AminMuhammad Nefki Hasbiansyah (kiri) bersalaman dengan seorang tentara yang menjaga kediaman Ma'ruf Amin di kawasan Koja, Jakarta, Utara, Minggu pagi, 20 Oktober 2019. (Foto: Dok Tagar)

Muhammad Nefki Hasbiansyah akrab disapa Kiki lahir di Serang, 24 November 1998. Ia anak tunggal. Tidak ada riwayat keluarga bekerja di media massa. Yang ada jadi hakim, pengacara, tentara, polisi.

Kiki anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat, anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik 2017-2018 divisi komunikasi dan informasi, Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi 2019-2020 sebagai Ketua Komisi 2.

Bagaimana tahu Tagar?

Saya tahu Tagar dari Dian pernah bersama Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Ciputat melakukan kunjungan ke Tagar. Dian mengajak saya magang bareng karena ia melihat saya belum dapat tempat magang.

Magang di Tagar, tujuannya apa?

Tujuan saya magang di Tagar adalah untuk memahami betul apa itu jurnalis dan apa itu berita yang bermutu.

Pengalaman apa yang didapatkan selama magang di Tagar?

Sangat banyak, terutama dalam pengumpulan berita. Awalnya saya lelah mencari berita, namun ketika saya mencoba menikmati ternyata dalam mengumpulkan berita tidaklah sulit jika kita mengetahui dasar dari tujuan kasus yang ingin kita cari. Pengalaman yang paling berkesan ketika saya ditugaskan meliput rumah Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Koja, Jakarta Utara.

Sebutkan momen paling mengesankan di Tagar

Ketika belajar menulis minimal 1000 kata yang ditugaskan oleh Bu Affi (penanggung jawab desk Cerita Tagar). Awalnya berat, tapi ternyata ketika kita sudah menguasai apa yang harus ditulis 1000 kata menjadi hal yang biasa. Kalau enggak 1000 kata, janggal aja gitu.

Cita-citanya apa?

Pengusaha media dan pakaian lanjut menjadi Presiden RI 2034/2054.

Apakah magang di Tagar mendukung cita-cita tersebut?

Sangat mendukung, pertama, saya menjadi tahu bagaimana pencarian berita sampai ke akar dan dari berbagai angle. Karena redaktur Tagar menugaskan mencari berita sedalam mungkin dan dari berbagai angle. Kedua, mempunyai banyak jaringan yang membuat mudah mengumpulkan berita dan mempromosikan busana yang saya punya. Ketiga, mengerti bagaimana menjadi leader yang baik dan mengayomi seperti yang diterapkan oleh Pak Fetra (Pemimpin Redaksi Tagar) kepada para wartawan dan redaktur di Tagar.

Satu di antara reportase Kiki bisa dibaca dalam judul Rahasia Masa Lalu Ma'ruf Amin di Koja Jakarta Utara.

Putra Abdul Fattah Hakim

Putra Abdul Fattah HakimPutra Abdul Fattah Hakim (kiri) melakukan doorstop, mewawancarai Anggota DPR Mardani Ali Sera di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Oktober 2019. (Foto: Dok Tagar)

Putra Abdul Fattah Hakim akrab disapa Fattah lahir di Bekasi, 29 Oktober 1998. Ia anak keempat dari enam bersaudara. Hobi fotografi dan futsal. Tinggal di asrama atau pondok pesantren mahasiswa United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) Sulaimaniyah Ciputat. Di sini ia belajar pendidikan agama dan Bahasa Arab-Turki. Sambil kuliah di UIN Jakarta.

Magang di Tagar tujuannya apa?

Ingin belajar sistem kerja wartawan di media online. Terlebih Tagar mempunyai rubrik yang unik, yakni rubrik Cerita.

Pengalaman apa yang didapatkan selama magang di Tagar?

Pengalaman komplet. Dari menulis, riset, liputan, SEO, dan editing.

Sebutkan momen paling mengesankan di Tagar

Ditugaskan langsung meliput, wawancara tokoh-tokoh besar, hingga terjun langsung bertemu korban penggusuran.

Cita-citanya apa?

Jurnalis, fotografer, dan pengusaha.

Apakah magang di Tagar mendukung cita-cita tersebut?

Amat mendukung.

Satu di antara hasil liputan Fattah bisa dibaca dalam tulisan berjudul Curahan Hati Korban Penggusuran Era Anies Baswedan.  

Dimas Wijanarko

Dimas WijanarkoDimas Wijanarko di Jalan Medan Merdeka Barat, 20 Oktober 2019, jelang liputan pelantikan presiden wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin. (Foto: Dok Tagar)

Dimas Wijanarko lahir di Jakarta, 10 Oktober 1998. Anak pertama dari dua saudara. Aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik. Hobi futsal, baca novel. Favoritnya Sherlock Holmes, Sang Pemimpi, dan novel bergenre horor.

Magang di Tagar, tujuannya apa?

Tujuan magang di Tagar itu saya ingin mengetahui sistematika media online bekerja mulai dari mencari berita hingga naik ke halaman web. Selain itu, saya juga penasaran bagaimana cara media online tersebut ada di laman pertama Google.

Pengalaman apa yang didapatkan selama magang di Tagar?

Pengalaman yang didapat selama magang di Tagar, saya jadi tahu bagaimana cara wartawan mengolah data menjadi suatu berita. Selain itu, walaupun belum tahu lebih detail, tapi saya juga sudah mulai memahami bagaimana SEO sangat penting untuk media online itu.

Sebutkan momen paling mengesankan di Tagar

Pengalaman yang paling mengesankan itu saya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman wartawan yang lain. Apalagi waktu Jokowi dilantik pada 20 Oktober 2019, saya jadi tahu bagaimana rasanya wartawan di lapangan.

Cita-citanya apa?

Kameramen atau editor.

Apakah magang di Tagar mendukung cita-cita tersebut?

Iya. Waktu kemarin pas liputan pelantikan presiden, Bang Rully (fotografer Tagar) kasih banyak masukan teknik mengambil gambar yang pas.

Satu di antara hasil liputan Dimas bisa dibaca dalam tulisan berjudul Hantu Tanpa Kepala di Rel Kereta Bintaro Jakarta.

Dian Cahyaningrum

Dian CahyaningrumDian Cahyaningrum (paling kiri) melakukan doorstop, mewawancarai anggota DPR Ahmad Riza Patria di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Oktober 2019. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Dian Cahyaningrum lahir di Bekasi, 7 Desember 1997. Anak bungsu dari empat bersaudara. Wakil bendahara Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Keluarga tidak ada yang bekerja di media massa.

Magang di Tagar, tujuannya apa?

Tujuan saya magang di Tagar untuk menyelesaikan mata kuliah magang dan dapat menyesuaikan dengan waktu kuliah saya yang masih padat.

Pengalaman apa yang didapatkan selama magang di Tagar?

Pengalaman yang saya dapatkan sangat banyak, mulai dari penulisan, penerbitan, wawancara, editor, hingga mencari data untuk infografis.

Sebutkan momen paling mengesankan di Tagar

Dibimbing, diberi tugas layaknya jurnalis, dan kekeluargaan yang didapat.

Cita-citanya apa?

Cita-cita saya menjadi travel journalist.

Apakah magang di Tagar mendukung cita-cita tersebut?

Di Tagar saya diberitahu tentang terjun mencari berita, dan itu menjadi salah satu pembelajaran saya sebagai travel journalist.

Satu di antara hasil riset Dian bisa dibaca dalam tulisan berjudul Enam Hal Paling Fenomenal dari Selena Gomez.

Revy Putra Andaryanto

Revy Putra AndaryantoRevy Putra Andaryanto. (Foto: Dok Pribadi)

Revy Putra Andaryanto akrab disapa Revy lahir di Jakarta, 20 Mei 1998. Anak kedua dari tiga bersaudara. Keluarga inti tidak ada yang bekerja di media massa, tapi saudara agak jauh ada.

Kiki di kampus aktif mengikuti futsal, kajian-kajian fakultas atau kajian umum. Kalau ada uang lebih, ia suka hunting foto. Juga aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik bagian komunikasi informasi.

Awalnya bagaimana kemudian memutuskan magang di Tagar?

Waktu pas lagi nyari-nyari tempat magang tuh saya, Dian, dan Dimas iseng buka-buka berita di Google, lalu muncul media Tagar. Dian pun bilang kalau Dian dan organisasi HMI pernah kunjungan ke Tagar. Jadi kami bertiga mengajukan diri ke Tagar, dan ingin tahu juga kalau media yang sedang berkembang itu apakah sama dengan media yang sudah tenar macam Detik, Kompas, dan lain-lain gitu.

Magang di Tagar, tujuannya apa?

Selain bertujuan menyelesaikan mata kuliah magang dan mendapat nilai, tujuan saya magang di Tagar tentunya untuk mendapatkan pengalaman langsung terjun dan bekerja di suatu media. Tak hanya itu, tujuan lain saya magang di Tagar ialah untuk mengetahui sirkulasi pekerjaan di media Tagar, terlebih saya menganggap media Tagar merupakan media online yang baru dan saya resa beda dari media online lainnya. Saya ingin tahu bagaimana sebuah media online bekerja dan berkembang untuk menjadi media online yang bisa dikenal banyak orang dan menjadi kiblat media online di Indonesia. Saya semakin tertarik ketika mengetahui bahwa media online Tagar tidak mengedepankan kecepatan melainkan kedalaman informasi suatu isu.

Pengalaman apa yang didapatkan selama magang di Tagar?

Tentunya ialah bagaimana saya bisa menulis langsung dan berkontribusi untuk media. Saya mendapatkan pengalaman bertemu orang banyak di luar saat liputan dan mengetahui  berbagai macam informasi baru saat melakukan riset.

Sebutkan momen paling mengesankan di Tagar

Saat pelantikan presiden, saya menulis profil presiden dan wakil presiden di mana tulisan tersebut akan dibaca oleh banyak pengguna internet di luar sana. Saya menulis artikel penting mengenai presiden dan wakil presiden sehingga tulisan saya bisa naik ke portal berita Tagar. Tak hanya itu, saya juga berkesempatan liputan langsung di luar dan bertemu orang penting misalnya masinis komuter dan kepala stasiun.

Cita-citanya apa?

Menjadi fotografer dan videografer internasional. Mungkin bisa menjadi bagian penting dari media internasional.

Apakah magang di Tagar mendukung cita-cita tersebut?

Mendukung karena saat liputan memberikan kesempatan saya juga untuk mengumpulkan banyak foto dan video selama liputan dan di perjalanan. Itulah yang bisa melatih kemampuan saya di bidang foto dan video. Tak hanya itu, menulis juga memperkaya kosa kata saya. Itulah mengapa saya sangat senang memiliki kesempatan magang di Tagar dan berkontribusi untuk salah satu media online terbaik di Indonesia

Di antara tulisan Revy bisa dibaca dalam tulisan berjudul Takdir Ma'ruf Amin Sang Kiai Jadi Wakil Presiden RI dan Takdir Jokowi Dua Kali Jadi Presiden RI.

Berikut beberapa foto mereka saat beraktivitas di Tagar.

Dian CahyaningrumDian Cahyaningrum mencatat hasil liputan di kertas sebelum menuliskan di laptop. (Foto: Dok Tagar)

Putra Abdul Fattah HakimPutra Abdul Fattah Hakim menulis hasil reportase di kantor redaksi Tagar. (Foto: Dok Tagar)

Magang TagarSerius bekarja. (dari kiri ke kanan): Dian, Fattah, Dimas, Kiki. (Foto: Dok Tagar)

Magang Tagar(Kiri ke kanan): Dimas, Dian, Fattah. (Foto: Dok Tagar)

Magang TagarMengikuti rapat redaksi bersama tim Tagar. (Foto: Dok Tagar)

Magang TagarBerfoto bersama tim redaksi Tagar. (dari kiri ke kanan): Morteza Syariati Albanna, Syaiful W. Harahap, Pemimpin Redaksi Fetra Tumanggor, Nanda Febrianto, Siti Afifiyah, Dian Cahyaningsih, Putra Abdul Fattah Hakim, Eno Dimedjo, Dimas Wijanarko, Revy Putra Andaryanto, Muhammad Nefki Hasbiansyah, Fernandho Pasaribu.

Magang TagarMahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta magang di Tagar. (Dari kiri ke kanan): Revy Putra Andaryanto, Putra Abdul Fattah Hakim, Dian Cahyaningrum, Muhammad Nefki Hasbiansyah, dan Dimas Wijanarko)

Baca juga cerita lain:

Berita terkait
Rencana Tuhan
Rencana Tuhan, bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini termasuk sebuah peristiwa salah sambung saat mengirim SMS sekalipun.
Ciputra, Kepingan Kehidupan Seperti Film McFarland
Ciputra pada suatu masa kepingan hidupnya di dusun kecil di Sulawesi Utara akan mengingatkan Anda pada penggalan cerita film McFarland.
Cantiknya Kuning Mekar Tabebuya di Purwokerto
Kuning bermekaran bunga tabebuya membuat cantik sudut-sudut Kota Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Membuat nyaman pejalan melintas.