Tegal - Seorang warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahmad Yusuf Faisol, yang kuliah di China pulang ke Indonesia karena merebaknya virus corona. Orangtua warga Desa Lemah Duwur, Kecamatan Adiwerna itu takut penyebaran corona dan khawatir kondisi anaknya.
Yusuf merupakan mahasiswa jurusan Bisnis Internasional di salah satu perguruan tinggi di Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong. Pemuda 24 tahun itu sudah menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu selama sekitar empat tahun.
Di sana katanya pada pulang semua. Saya juga khawatir banget apalagi di TV ramai. Saya minta dia pulang saja.
Ibu Yusuf, Atika 50 tahun, mengungkapkan, anaknya sudah dalam perjalanan pulang ke Tegal setelah terbang dari Guangzhou, Selasa, 28 Januari 2020.
"Dari Guangzhou pakai pesawat ke Hongkong setelah itu ke Indonesia. Sampai di Indonesia menginap di Bekasi tadi malam. Saat ini sedang perjalanan ke Tegal pakai kereta," kata Atika saat ditemui di rumahnya RT 04 RW 01 Lemah Duwur, Rabu, 29 Januari 2020.
Menurut Atika, anaknya memutuskan untuk pulang setelah muncul wabah virus corona di wilayah China. "Di sana katanya pada pulang semua. Saya juga khawatir banget apalagi di TV ramai. Saya minta dia pulang saja," ungkapnya.
Dari komunikasi terakhir yang dilakukan sebelum pulang, Atika menyebut anak ketiganya itu belum banyak bercerita banyak terkait kondisi di Guangzhou setelah virus corona mewabah.
"Saya belum terlalu tahu karena belum sempat cerita. Apakah takut atau gimana. Katanya ceritanya pas sudah di rumah aja. Cuma bilang mau pulang," ujar Atika.
Jika tidak muncul virus corona, Atika menyebut Yusuf seharusnya tidak akan pulang ke Indonesia karena sedang mempersiapkan magang. Anak ketiga dari empat bersaudara itu terakhir kali pulang 1,5 tahun yang lalu.
"Biasanya satu tahun pulang, satu tahun pulang. Tapi ini sebenarnya tidak akan pulang karena kuliahnya mau selesai dan akan magang," ungkapnya. []
Baca juga:
- Vaksin HIV Bisa Sembuhkan Virus Corona adalah Hoaks
- Sumsel Terima Turis dari Negara Terjangkit Corona
- Viral Pasien Corona di Malang, Dokter: Hanya ISPA