Banda Aceh - Peringatan 14 tahun damai Aceh atau penandatangani MoU Helsinky diwarnai dengan aksi oleh sejumlah mahasiswa di halaman Gedung DPR Aceh di Banda Aceh, Kamis 15 Agustus 2019.
Mereka yang menggelar aksi adalah mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Ar-Raniry. Dalam aksi itu, mahasiswa berupaya untuk menaikkan bendera bulan bintang.
Namun, rencana itu tidak diizinkan petugas keamanan yang mengamankan demo tersebut. Perdebatan antara mahasiswa dengan pihak keamanan pun terjadi.
Mereka mempertanyakan kenapa bendera bulan bintang tersebut tak diizinkan berkibar. Padahal menurut mahasiswa, bendera itu merupakan bagian dari realisasi butir-butir MoU Helsinky.
"Kenapa tidak boleh dinaikkan bendera ini, aturan sudah ada, coba jelaskan kenapa tidak boleh," teriak salah seorang peserta aksi.
Koordinator Aksi, Ikhwanul Fuadi menjelaskan bahwa pihaknya mendesak semua pemangku kepentingan di negeri ini untuk dapat segera menunjukkan itikad baiknya dalam upaya menjaga dan merawat perdamaian di Aceh.
Selain itu, mahasiswa juga DPRA untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menuntaskan butir-butir MoU Helsinky seperti qanun tentang lambang dan bendera Aceh, hymne, KKR, Panwaslih dan sejumlah butir lainnya.
"Mahasiswa mendesak pemerintah pusat untuk segera mengakhiri sandiwara politik yang telah 14 tahun menghambat terealisasinya butir-butir MoU Helsinky dan UUPA yang merupakan produk perdamaian Aceh," katanya. []
Baca juga:
- Polresta Banda Aceh Tangkap Pelaku Cabul Anak
- Polresta Banda Aceh Tangkap Pelaku Cabul Anak
- Kekerasan Anak di Pessel Tertinggi Kedua di Sumbar