Langkah Pemerintah Atasi Persoalan Air Bersih di Aceh

Pemerintah Atasi Persoalan Air Bersih di Aceh, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mempunyai langkah menyelesaikannya.
Sejumlah warga Desa Cot Lamkueh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh menggelar aksi di desa tersebut, Minggu 4 Agustus 2019. Mereka kecewa persoalan air PDAM di desa tersebut tak kunjung selesai. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menampung aspirasi warga soal air bersih. Hal itu berkaitan karena disejumlah kecamatan di Aceh tengah mengalami gangguan air bersih.

Aminullah Usman mengakui sejumlah daerah di Aceh, seperti Kecamatan Meuraxa dan kecamatan lainnya masih tersendat aliran air bersih ke rumah warga.

Terhadap kendala itu, dia memastikan berbagai upaya pembenahan terus dilakukan. Dengan segala masalah yang dihadapi, seperti jaringan pipa yang semrawut hingga tingginya angka pencurian air, membuat pemerintah tidak dapat menyelesaikannya dengan secara instan.

Jangan segan-segan laporkan, karena itu sangat berpengaruh pada distribusi air ke rumah-rumah warga.

"Khusus jaringan perpipaan yang carut-marut, ini sudah berlangsung puluhan tahun. Jadi perlu waktu dan upaya ekstra untuk membenahinya. Pecahnya bendungan karet di titik sumber air baku PDAM di Krueng Aceh baru-baru ini juga menambah persoalan baru," ujar dia, Minggu, 4 Agustus 2019 malam.

Namun, dia optimis pembenahan pelayanan air bersih di Banda Aceh dapat rampung dalam waktu secepat mungkin.

"Saya selaku wali kota juga bekerja ekstra untuk memonitor tim reaksi cepat ini, di samping laporan yang masuk langsung ke HP saya," katanya.

Dia menuturkan sejak Juni 2019, pemerintah sedang membangun bak penampungan raksasa (reservoir) di kawasan Taman Sari dengan kapasitas 3.000 meter kubik air plus tiga booster, reservoir. Hal itu nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan air di Meuraxa dan kecamatan sekitarnya.

"Insyaallah akan rampung akhir tahun ini. Untuk itu, saya berharap masyarakat yang masih macet aliran air bersih di rumahnya untuk bersabar. Upaya lain seperti perbaikan jaringan pipa dan penertiban sambungan liar juga terus kita lakukan," tuturnya.

Dia mengharapkan partisipasi warga agar melaporkan, jika melihat ada tindak pencurian air di lingkungannya.

"Jangan segan-segan laporkan, karena itu sangat berpengaruh pada distribusi air ke rumah-rumah warga," ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah warga Desa Cot Lamkueh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh menggelar aksi protes atas seringnya air PDAM macet di desa tersebut, Minggu, 4 Agustus 2019.

Dalam aksi itu, warga menggantungkan meteran air dengan menggunakan tali di gerbang gapura desa tersebut. Selain itu, mereka juga membawa mesin pompa air yang selama ini digunakan untuk menyedot air PDAM.

Hendra Saputra, warga setempat menyebutkan, sejak beberapa tahun belakangan, kondisi air di gampong mereka semakin tidak jelas kapan mengalirnya. Bahkan, untuk dapat memiliki air PDAM pihaknya harus begadang hingga tengah malam.

"Kami harus begadang, karena air baru mengalir pada pukul 2 pagi ke atas, itupun tidak semua rumah," kata Hendra.

Kepala Desa Cot Lamkueh, Aprizal menjelaskan bahwa aksi yang dilancarkan oleh warga merupakan bentuk kekesalan terhadap Pemko Banda Aceh. Padahal, pihaknya sudah berulang kali melaporkan permasalahan ini kepada PDAM, tetapi tidak ada solusi. 

Kata dia, sebelumnya warga sempat merencanakan akan menggelar aksi unjuk rasa di kantor wali kota setempat.

"Mungkin ini warga sudah marah, karena sudah beberapa kali melapor, direspons tapi tidak ada penyelesaian, yang ada hanya diminta sabar," ujar Aprizal.[]

Baca juga

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.