Jakarta - Kurikulum Merdeka yang di diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) membebaskan guru dalam memilih format, cara, dan pengalaman, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Zulfikri Anas mengatakan jika Kurikulum Merdeka belajar tidak sama dengan kurikulum sebelumnya.
“Siswa mempunyai ruang seluas-luasnya untuk eksplore potensi unik individunya yang selama ini terkumkum dengan materinya sama, prosesnya sama, tugas-tugasnya sama, dan semuanya seragam, sampai buku dan penilaiannya pun sama,” kata Zulfikti dalam acara SBM: Wujudkan Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka, Kamis, 16 Februari 2022.
Salah satu kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar adalah fleksibelitas. Fleksibel dengan situasi yang ada pada muridnya. Jadi kita tidak memacu anak untuk menghabiskan materi.
Sementara itu, guru SD Negeri 005 Sekupang, Batam, Stevani Anggia Putri mengatakan jika adanya penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini membentuk paradigma baru.
- Baca Juga: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar Episode XV
- Baca Juga: Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban untuk Atasi Krisis Pembelajaran
“Pelajarannya dilaksanakan dengan menyenangkan, berpusat pada siswa, dan sesuai dengan kebutuhan siswa, serta tahap pengembangan siswa,” katanya.
Selain itu Stevani Anggia mengatakan jika dengan adanya penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini dapat mengasah “Kita sebagai guru menjadi lebih kreatif dan inovatif. Kita juga mengetahui mana minat, bakat, dan kemampuan siswa kita, katanya.
Ia juga mengatakan materi yang disampaikan juga lebih terfokus dan lebih sederhana. “Nah, pada materi yang diberikan kepada siswa pun lebih terfokus dan sederhana. Karena pembelajarannya dilaksanakan dengan muatan pembelajaran,” ujarnya.
Dalam menunjang penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, dibuatlah platform “Merdeka Mengajar” untuk guru dalam membantu proses belajar dan mengajarnya. Fitur yang ditawarkan pun beragam mulai dari pembuatan asesmen, pelatihan mandiri, video inspirasi, dan lain-lain. Dengan adanya platform ini diharapkan guru dapat meningkatkan sistem mengajar, meningkatkan kompetensi, dan berkarya lebih baik.
Guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah, Joko Prasetyo mengatakan jika tantangan para guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar adalah beradaptasi dengan zaman dan teknologi.
“Bagaimana guru-guru itu bisa beradaptasi dengan teknologi, beradaptasi dengan zaman,” ucapnya.
- Baca Juga: Lebih Sederhana dan Mendalam, Nadiem Makarim: Inilah Keunggulan Kurikulum Merdeka
- Baca Juga: Mendikbudristek: Efektivitas Kurikulum Merdeka Saat Pandemi Covid-19
Zulfikti mengatakan jika Kurikulum Meredeka Belajar bersifat fleksibel dan tidak bersifat memaksa anak untuk belajar menghabiskan kurikulum yang ada.
“Salah satu kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar adalah fleksibelitas. Fleksibel dengan situasi yang ada pada muridnya. Jadi kita tidak memacu anak untuk menghabiskan materi,” katanya.
(Ni Nyoman Mastika Mega Puspita)