Nadiem Makarim Resmi Meluncurkan Kurikulum Merdeka

Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan program Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim. (Foto: Tagar/Nadiem)

Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar episode 15.

“Peluncuran Merdeka Belajar kali ini sudah lama saya tunggu, sudah lama sekali sudah beberapa tahun kita tunggu-tunggu, karena apa yang diluncurkan pada hari ini berkaitan dengan akselerasi mutu pembelajaran dan peningkatan kualitas guru,” ujar Nadiem dalam peluncuran yang dipantau di Jakarta, Jumat, 11 Februari 2022.

Ia mengatakan krisis pembelajaran di Tanah Air telah berlangsung dan belum membaik dari tahun ke tahun. Bahkan dalam 15 tahun terakhir belum ada perbaikan signifikan. Hasil PISA menunjukkan sebanyak 70 persen siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum untuk membaca dan matematika.


Bagi sekolah yang ingin melakukan perubahan, tapi belum siap melakukan perubahan besar dan ingin memilih materi yang sederhana maka bisa menggunakan Kurikulum Darurat.


“Suatu krisis membutuhkan suatu solusi yang luar biasa, untuk bisa mengejar ketertinggalan kita,” ucapnya.

Krisis pembelajaran tersebut diperparah oleh pandemi Covid-19 dan dengan hilangnya pembelajaran serta meningkatnya kesenjangan pembelajaran. 

Dari hasil Kemendikbudristek, dari sisi literasi siswa kehilangan enam bulan pembelajaran dan untuk numerasi kehilangan lima bulan pembelajaran. Diperkirakan banyak lagi sekolah yang mengalami learning loss di atas nilai rata-rata tersebut.

Nadiem menjelaskan pada saat pandemi, Kemendikbudristek telah meluncurkan Kurikulum Darurat yang mana materi pembelajarannya lebih disederhanakan.

"Hasilnya learning loss di sekolah yang menggunakan kurikulum jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah yang menggunakan kurikulum 2013," katanya.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek melakukan perubahan kurikulum di mana struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasaan, dan aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Melalui Kurikulum Merdeka, lanjut Nadiem, sekolah tidak dipaksakan untuk menerapkan kurikulum tersebut. Sekolah bebas menentukan kurikulum yang akan digunakannya baik itu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Merdeka.

“Bagi sekolah yang ingin melakukan perubahan, tapi belum siap melakukan perubahan besar dan ingin memilih materi yang sederhana maka bisa menggunakan Kurikulum Darurat. Sementara, sekolah yang sudah siap melakukan transformasi bisa menerapkan Kurikulum Merdeka,” kata Nadiem.

Sementara melalui Platform Merdeka Belajar mendorong para guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah praktik baik. Melalui platform tersebut dapat menciptakan ekosistem kolaboratif untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dan iklim kerja yang positif. []

Berita terkait
Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Dapat Jadi Contoh Negara Lain
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa momentum kepemimpinan Indonesia pada G20 tepat dengan terobosan baru yang akan diperkenalkan.
Digugat Rp 24,9 triliun, Ada Apa dengan Gojek dan Nadiem Makarim?
Nadiem Makarim dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek yang dimilikinya kini digugat royalti sebesar Rp 24,9 triliun perkara hak cipta.
Puncak HGN 2021, Nadiem Makarim: Terima Kasih Para Guru
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para guru di seluruh Indonesia yang mencerdaskan anak bangsa.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"