Perjuangkan Transformasi Belajar, Nadiem Makarim: Kemendikbud Luncurkan 15 Episode Merdeka Belajar

Mendikbud mengatakan bahwa hingga kini Kemendikbud sudah meluncurkan 15 episode Merdeka Belajar hal ini dilakukan memperjuangkan transformasi.
Kemendikbud Luncurkan 15 Episode Merdeka Belajar. (Foto: Tagar/iSt)

Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, peluncuran Merdeka Belajar kali ini sudah lama ditunggu. Karena terobosan yang diluncurkannya tersebut berhubungan langsung dengan akselerasi mutu pembelajaran dan peningkatan kualitas pengajar di tanah air.

“Peluncuran merdeka belajar kali ini sudah lama saya tunggu, karena terobosan yang kami luncurkan berhubungan langsung dengan akselerasi mutu pembelajaran untuk meningkatkan kualitas guru, yaitu kurikulum merdeka dan platform merdeka mengajar,” ujar Nadiem Makarim seperti dikutip di kanal YouTube Kemendikbud RI pada saat peluncuran Merdeka Belajar episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, Kamis, 17 Februari 2022.

Mendikbud mengatakan bahwa hingga kini Kemendikbud sudah meluncurkan 15 episode Merdeka Belajar. Hal ini dilakukan kata Nadiem untuk memperjuangkan transformasi Merdeka Belajar untuk memajukan pendidikan di Indonesia yang mengalami ketertinggalan.


Jadi pada saat kita merancang kurikulum ini kita memikirkan apa strategi yang akan mempermudah negara kita untuk mengejar ketertinggalan di dalam literasi.


“Semasa pandemi ini kita sudah berhasil meluncurkan 15 Episode Merdeka Belajar, kami merasa sangat beruntung karena tim kami terus termotivasi walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi kami terus memperjuangkan transformasi merdeka belajar,” ujar Nadiem Makarim.

Ia juga mengatakan, sebelum pandemi kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi, dan 78 poin untuk numerasi. Namun, setelah pandemi melanda kemajuan belajar untuk kelas 1 berkurang secara signifikan sehingga terjadilah learning loss untuk literasi setara 6 bulan belajar, dan learning loss untuk numerasi setara dengan 5 bulan belajar.

“Kita semua sudah tau bahwa Indonesia mengalami krisis pembelajaran, ini sudah kita alami dalam 20 tahun terakhir. Dalam angka tes visa, tes nasional, diketahui bahwa kinerja kita sangat perlu diperbaiki dibandingkan dengan negara-negara lain,” ucapnya.

Ia juga menekankan, suatu krisis pembelajaran apalagi diperparah akibat pandemi Covid-19, memerlukan solusi-solusi yang luar biasa untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. untuk menjawab itu, maka Kemendikbud pun meluncurkan kurikulum merdeka.

“Jadi pada saat kita merancang kurikulum ini kita memikirkan apa strategi yang akan mempermudah negara kita untuk mengejar ketertinggalan di dalam literasi,” ujarnya.

Di awal pandemi Covid-19, kata Nadiem, Kemendikbud meluncurkan kurikulum darurat sebagai langkah pertama dari kurikulum merdeka, yaitu dengan menyederhanakan jumlah materi secara drastis dengan tujuan agar pelajar dan pengajar dapat lebih fokus untuk mendalami topik-topik pembelajaran.

Kemendikbud juga sudah mengujicobakan kurikulum darurat ke 31,5% sekolah. Hasil yang didapat menunjukan, data learning loss daripada sekolah yang menggunakan kurikulum darurat itu jauh lebih sedikit daripada sekolah yang tidak menggunakan kurikulum darurat.

“Ini sebuah data yang dahsyat sehingga saya meminta teman-teman yang membaca riset ini dan teman-teman media untuk mensosialisasikannya,” ujar Nadiem. []

Berita terkait
Digugat Rp 24,9 triliun, Ada Apa dengan Gojek dan Nadiem Makarim?
Nadiem Makarim dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek yang dimilikinya kini digugat royalti sebesar Rp 24,9 triliun perkara hak cipta.
Puncak HGN 2021, Nadiem Makarim: Terima Kasih Para Guru
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para guru di seluruh Indonesia yang mencerdaskan anak bangsa.
Nadiem Siapkan Kebijakan Baru untuk Mendukung Guru di Seluruh Indonesia
Dari kunjungan ke berbagai daerah, Nadiem melihat terobosan dan perubahan yang diinginkan oleh para guru.