Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan, terkait keunggulan Kurikulum Merdeka yang bisa digunakan oleh para pengajar dan sekolah yang sudah siap melakukan perubahan.
Pertama, kata Mendikbud, lebih sederhana dan mendalam yang akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya, dan belajar lebih mendalam, lebih bermakna dan tidak terburu-buru.
“Pertama, lebih sederhana, lebih mendalam, standar pencapaiannya jauh lebih sederhana, materinya lebih sedikit sehingga memberikan waktu pada guru untuk mendalami setiap konsep pembelajaran,” ujar Nadiem Makarim pada saat meluncurkan Merdeka Belajar episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, di kanal YouTube Kemendikbud RI pada Kamis, 17 Februari 2022.
Keunggulan kedua, kata Nadiem adalah lebih merdeka, untuk peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA namun memilih mata pelajaran dengan sesuai minat bakat dan aspirasi.
Di luar dari pada kurikulum yang lebih sederhana dan lebih merdeka, kurikulum ini juga mendorong murid-murid tidak menjadi pasif tetapi mereka aktif.
Semantara untuk guru, dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik, dan untuk sekolah memiliki wewenang mengembangkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristiknya.
“Keunggulan kedua dari pada kurikulum merdeka adalah ya kemerdekaannya sendiri dan otonomi yang diberikan. Saya berikan beberapa contoh di dalam program SMA tidak ada program peminatan, atau kejuruan, akan tetapi siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan bakat,” ujarnya.
Ketiga, lanjutnya, kurikulum merdeka lebih relevan dan interaktif. Menurutnya ini memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya lingkungan, kesehatan dan isu lainnya.
“Di luar dari pada kurikulum yang lebih sederhana dan lebih merdeka, kurikulum ini juga mendorong murid-murid tidak menjadi pasif tetapi mereka aktif,” ujar Mendikbud.
Oleh karenanya di sinilah nanti karakter akan dibangun dengan bekerja sama, bergotong-royong dengan teman-temannya, gurunya, untuk melakukan proyek-proyek dalam lingkungan Kebhinekaan.
Ia juga mengatakan terkait penerapan kurikulum merdeka di Indonesia, akan didukung oleh berbagai macam seperti perangkat ajar, pelatihan serta jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru.
“Penerapan ini didukung dengan berbagai macam perangkat dan pelatihan bagi sekolah- sekolah. Nomor satu, kita menyediakan buku teks yang variatif dengan kualitas yang baik, kita memberikan model dan proyek-proyek yang bisa dikerjakan,” ujar Nadiem Makarim.
Ia juga menekankan pemerintah tidak akan membiarkan sekolah melakukan ini sendiri-sendiri, namun juga akan diberikan contoh-contoh bahan ajar, memberikan dukungan, bimbingan dan apa saja yang bisa mereka lakukan. []