Kulon Progo Pasang Alat Canggih Pendeteksi Longsor

BPBD mengantisipasi sejak dini potensi bencana musim penghujan. Salah satunya memasang alat deteksi dini di tiga lokasi di Kulon Progo.
Petugas mengecek alat pendeteksi dini bencana yang sudah terpasang (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai melakukan antisipasi bencana memasuki musim hujan. Salah satunya memasang alat deteksi dini tanah longsor atau Early Warning Sistem (EWS). Ada tiga lokasi di Kulon Progo yang dipasangi alat berteknologi mutakhir ini.

Alat baru ini dipasang di Pedukuhan Ngrancah, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo; Pedukuhan Klepu, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang serta Pedukuhan Jeruk, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh. 

"Alat di tiga titik ini masih dalam tahap uji coba. Jika berhasil, nanti akan diperbanyak," kata Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Danang Samsu di Pedukuhan Klepu, Banjararum, Kecamatan Kalibawang pada Senin, 9 Desember 2019.

Dia mengatakan, alat pendeteksi baru ini terdiri dari rain gate (pendeteksi curah hujan), sensor ekstensometer (pendeteksi rekahan tanah) dan sensor tilt meter (pendeteksi kemiringan tanah). Setiap perangkat akan mengirimkan data secara berkala setiap dua menit sekali ke server Pusdalops BPBD Kulon Progo.

Sehinggga Pusdalops bisa memantau jika akan bencana. Saat terjadi longsor atau penetapan status waspada, Pusdalops BPBD menyalakan sirine yang telah dipasang di permukiman warga. "Penyampaian data berbasis pada satelit. Misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak ada update, maka perangkat tersebut akan diperiksa oleh petugas," ucap Danang

Alat di tiga titik ini masih dalam tahap uji coba. Jika berhasil, nanti akan diperbanyak.

Menurut dia perangkat ini dipasang pada pertengahan Agustus 2019 saat musim kemarau. Hal ini untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko kerugian akibat bencana tanah longsor. Perangkat baru lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan EWS yang telah dipasang sebelumnya di sejumlah titik di perbukitan Menoreh, Kulon Progo.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan, selain memasang perangkat peringatan deteksi bencana, BPBD juga melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait potensi bencana tanah longsor yang bisa terjadi kapan saja. Warga diimbau tidak hanya mengandalkan EWS atau perangkat yang terpasang di sejumlah titik.

Menurut dia warga juga perlu memperhatikan kondisi alam. "Masyarakat harus tahu tanda-tanda di lingkungannya. Alat memiliki risiko kerusakan dan sebagainya," katanya.

Petugas Pusdalops BPBD Kulon Progo Slamet Riyadi mengatakan perawatan perangkat baru ini terbilang lebih mudah dan mudah dideteksi. "Selain itu, secara rutin sebulan sekali juga ada simulasi penyalaan sirine untuk memastikan perangkat tersebut tetap berfungsi," ujar dia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Apes Sopir Truk Molen Terjebak Banjir Sungai Progo
Truk molen yang dikemudikan warga Bantul terjebak banjir di Sugai Progo, Sabtu, 30 November 2019 malam. Upaya penyelamatan berlangsung dramatis.
Update Dampak Angin Kencang Mengamuk di Yogyakarta
Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah DIY, banyak pohon tumbang menimpa rumah dan bangunan. Sampai saat ini masih pendataan.
Angin Kencang di Yogyakarta Merusak 49 Rumah
Hujan deras disertai angin kencang di Yogyakarta merusak 49 rumah dan menumbangkan ratusan pohon, Minggu, 8 Desember 2019.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.