Penjelasan BMKG Yogyakarta Hujan Masih Bolong-bolong

BMKG menyebut awal November sebagian wilayah DIY sudah hujan. Namun sampai ini masih panas, hujan masih belum merata.
Ilustrasi mendung dan panas. (Tagar.id)

Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah memasuki musim hujan sejak awal November 2019. Namun kondisi di lapangan cuaca di DIY saat ini masih panas. Hujan masih bolong-bolong. Bagaimana penjelasan BMKG?

Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan, musim penghujan di wilayah DIY belum merata. Di sebagian wilayah di DIY sudah terjadi hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Bahkan saat ini, kata dia, wilayah DIY kembali panas atau tidak hujan sampai 30 November 2019 ini. Cuaca panas itu masih dalam kondisi normal.

"Pantauan hari ini pukul 11.30 WIB sebagian besar DIY belum hujan, kecuali Gedangsari Gunungkidul hujan ringan-sedang. Perkiraan pada 30 November sudah hujan. Secara umum Desember 2019 hujan sudah merata di DIY," kata Sigit kepada Tagar saat dihubungi, Jum'at, 29 November 2019.

Menurut dia, cuaca yang belum stabil dikarenakan angin Monsun Australia dengan karakteristik membawa sedikit uap air potensi untuk terjadinya pembentukan awan terhalang sesuatu. Sampai ukuran Monsun Australia masih menguat akibat adanya badai tropis di wilayah Utara Equator. 

Harusnya November musim hujannya sudah merata, artinya hujannya tidak bolong-bolong lagi.

Akibatnya berdampak pada tiupan angin ke timur yang bersifat kering. Sehingga tidak mendukung dalam pembentukan awan hujan di wilayah DIY.

"Berdasarkan prediksi sebelumnya, harusnya November musim hujannya sudah merata, artinya hujannya tidak bolong-bolong lagi. Tapi rupanya memang ada badai tropis di wilayah utara Equator jadi pembentukan awan (di Yogyakarta) cukup sulit," ucapnya.

Kepala Stasiun Klimatiogi Mlati Yogyakarta Reni Kraningtyas sebelumnya mengataka musim penghujan sudah terjadi di wilayah Sleman bagian utara dan Kulonprogo bagian utara. Kedua wilayah tersebut dapat dikatakan masuk ke dalam November 1 dan 2. Dengan kata lain, Yogyakarta bagian utara mengalami musim hujan terlebih dahulu.

Selanjutnya, musim penghujan disusul wilayah tengah dan Selatan DIY pada akhir November 2019. Sehingga bisa dikatakan sebagian besar wilayah DIY. "Akhir bulan November ini wilayah DIY telah memasuki musim hujan," ungkap Reni.

Baca Juga:


Berita terkait
BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Selatan Jawa
BMKG menyebut dalam dua hari ke depan potensi gelombang tinggi di pantai selatan Jawa. Nelayan dan warga diminta waspada.
Kata BMKG, Yogyakarta Sudah Musim Hujan
DIY bagian utara sudah musim hujan. Waspadai potensi bencana, mengingat di DIY tercatat ada 30 kecamatan rawan longsor dan 53 kecamatan banjir.
BMKG Pasang 5 Macam Sensor Bencana di Bandara YIA
BMKG memasang lima macam sensor antisipasi bencana. Alat ini sebagai alat mitigasi bencana gempa dan tsunami.