Korban Meninggal Virus Corona di China Tembus 1.000

Jumlah korban meninggal akibat epidemi virus corona baru di China melonjak menjadi 1.016 secara nasional.
Ilustrasi virus corona baru atau 2019-nCoV (Foto: Pixabay)

Beijing - Jumlah korban meninggal akibat epidemi virus corona baru di China melonjak menjadi 1.016 secara nasional berdasarkan data terbaru, Selasa 11 Februari 2020. Angka itu bertambah setelah ada kematian baru 108 orang termasuk 103 di Provinsi Hubei yang paling paling parah terkena dampak.

Komisi Kesehatan Nasional menyebutkan, angka kematian baru juga berasal dari Provinsi Heilongjiang, Anhui, Henan, Tianjing, dan Beijing. Komisi itu juga mengkonfirmasikan ada 2.478 kasus infeksi baru di di daratan pada Senin, turun dari 3.062 pada hari sebelumnya. Dengan demikian total kasus yang terinfeksi virus menjadi 42.638 orang, termasuk 2.097 kasus baru yang dilaporkan di Provinsi Hubei.

Seperti diberitakan dari Channel News Asia yang mengutip yang mengutip Agencies, Selasa, 11 Februari 2020, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan para pekerja medis dan pasien yang terinfeksi virus di sebuah rumah sakit di Beijing pada Senin. Xi menyatakan pemerintah menyiapkan langkah-langkah tegas untuk menahan penyebaran virus.

Konpres WHO Soal Virus CoronaWHO menggelar konferensi terkait wabah virus corona baru. Badan itu menilai terlalu dini untuk menyebutkan virus corona telah mencapai puncaknya. (Foto: Channel News Asia).

Sebuah tim pendahulu untuk misi pakar internasional untuk virus yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di China pada Senin malam, dipimpin Bruce Aylward. Ia mencoba mengkomparasi dengan epidemi Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016. Menjelang kedaangan tim, Direktur Jenderal WHO Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa ada beberapa contoh kasus di luar negeri pada orang yang tidak memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke China.

Sementara itu pada Senin, Inggris melaporkan terjadi peningkatan korban yang terinfeksi dua kali lipat menjadi delapan kasus. Pemerintah Inggris memperingatkan wabah virus corona baru merupakan ancaman serius dan harus mendapat prioritas penanganan.

Sedangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperkirakan wabah virus corona akan hilang pada April karena cuaca yang lebih panas. Namun prognosis Trump itu dinilai bertentangan dengan para pejabat tinggi kesehatan AS.

Sebuah penelitian terbaru di China menyebutkan, virus dapat ditularkan melalui air liur, urine dan tinja. Biasanya diperlukan waktu tiga hari dengan masa infeksi untuk manifestasi gejala dan 15 persen dari infeksi merupakan pneumonia berat.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Inggris Gelontorkan Rp 769 Miliar Cegah Virus Corona
Inggris menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp 769 miliar atau 45 juta untuk mencegah penyebaran virus corona di negara-negara berkembang.
Virus Corona Membuat Inflasi China Melonjak
Inflasi di China mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir dipicu oleh virus corona.
Tim Ahli WHO Menuju China Selidiki Virus Corona
Tim pakar internasional yang dipimpin Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) bertolak menuju Beijing untuk membantu penyelidikan wabah virus corona
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.