Kediri - Komite Olahraga Nasional Indonesia Jawa Timur (KONI Jatim) mengirimkan tim psikolog untuk memberikan pendampingan psikis terhadap atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani.
Psikolog Badan Sport Science (BSS) KONI Jatim, Rahardian mengatakan kedatanganya ke rumah Shalfa di Mojoroto, Kota Kediri untuk memberikan sugesti positif pasca pencoretan dari Pelatnas SEA Games karena dituding tidak perawan.
"Tugas kita itu membantu performa atlet untuk mencapai tertentu. Kami datang ke sini, untuk memberikan sugesti positif ke Shalfa. Yang utama kita membantu Shalfa untuk meningkatkan mood atau memberikan motivasi," ujarnya kepada Tagar, Rabu 4 Desember 2019.
Meski telah melakukan pendampingan, Rahardian enggan mengungkapkan detail tekni materi yang digunakan dalam penggalian data.
Kami datang ke sini, untuk memberikan sugesti positif ke Shalfa.
"Kami belum bisa mengatakan, karena itu pribadi ya, menyangkut kode etik kami," ucapnya.
Meski demikian, Rahardian mengaku tugas penting bagi tim psikolog BSS KONI Jatim adalah menumbuhkan harapan baru bagi Shalfa agar memiliki cita-cita atau target baru dalam hidupnya.
Saat proses penggalian data berlangsung, Salfa ditemani oleh ibunya Ayu Kurniawati dan pengacaranya Imam Muklas SH.
Sementara Kuasa Hukum Shalfa, Imam Muklas mengatakan, kedatangan tim psikolog tersebut merupakan bagian dari tindak lanjut intruksi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Saat interview berlangsung saya mendengar beliaunya (Shalfa), seperti traumatik untuk kembali kepada pelatih itu. Prinsip menurut kami, idealnya bagaimana pelatih itu bisa membuat atlet nyaman dan dia terinspirasi," tuturnya.
Fokus yang ia lakukan bersama keluarga saat ini, ingin memulihkan kembali Psikologi Shalfa.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima Shalfa dan orang tuanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Dalam pertemuan tersebut, Khofifah menyebut Shalfa perlu mendapat pendampingan psikis agar mental dan semangatnya kembali.
Nama Shalfa menjadi perhatian setelah dia dipulangkan dari pelatnas SEA Games Filipina 2019. Pencoretan Shalfa diduga karena alasan indispliner. Tetapi muncul tudingan dari tim pelatih bahwa Shalfa dicoret karena alasan tidak perawan. []
Baca juga:
- Pengacara Shalfa Sebut PB Persani Inkonsisten
- Khofifah: Shalfa Trauma Berat Butuh Terapi Psikologi
- Wali Kota Kediri Dukung Keluarga Shalfa Lapor Hukum