Pengacara Shalfa Sebut PB Persani Inkonsisten

Keluarga Shalfa juga tidak menerima surat pemberitahuan tentang jenis pelanggaran disiplin yang dilakukannya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani di Gedung Grahadi Surabaya, Senin 2 Desember 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Pengacara atlet senam Shalfa Avrilla Siani, Imam Moklas siap memberi bukti soal isu virginitas yang menyebabkan kliennya dicoret dari Pelatih Nasional (Pelatnas) SEA Games di Gresik.

Imam mengatakan, apa yang disampaikan Persatuan Senam Indonesia (Persani) ke keluarga Shalfa di Kediri bahwa kliennya tidak jadi berangkat ke SEA Games bukan karena alasan indisipliner. Keluarga Shalfa juga tidak menerima surat pemberitahuan tentang jenis pelanggaran disiplin yang dilakukannya.

"Berbeda dengan yang disampaikan Persani kemarin. Shalfa tidak jadi berangkat ke SEA Games bukan karena alasan indisipliner. Sesuai surat keterangan dokter, pergantian atlet itu karena ada suatu penyakit kronis," ujar Imam usai mendampingi Shalfa menemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Senin 12 Desember 2019.

Keluarga Shalfa memerima surat permintaan tes virginitas. Pihaknya siap membuktikan, jika Persani menginformasikannya.

Sesuai surat keterangan dokter, pergantian atlet itu karena ada suatu penyakit kronis.

"Kami bukan mau cari nama, dan tidak sedang mencari sensasi," tegasnya.

Imam menduga ada inkonsistensi di tubuh PB Persani soal alasan pemulangan Shalfa. Jika alasan pemulangan karena indisipliner, PB Persani harus transparan. Jika tidak, dia akan mengungkap temuan-temuan lain soal indisipliner.

"Ini yang menjadikan inkonsistensi pada tubuh PB Persani. Kalau terkait adanya isu tes virginitas, kalau memang dari Persani bersedia bertemu, kami siap. Kami siapkan buktinya," kata Imam.

Dalam waktu dekat ini, tim pengacara Shalfa akan menyampaikan pengaduan secara resmi kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, seperti yang diadukan kepada Presiden, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), serta KONI.

"Kami sampaikan pengaduan dan bukti-bukti terkait. Cukup gubernur yang tahu sebagai bahan koreksi dan kami tidak akan mengungkap ke media. Bukan berarti kami tidak berani (menentang) pernyataan Persani. Kami tidak mau timbul kegaduhan di momen SEA Games ini," katanya.

Moklas mengaku timnya telah mengumpulkan bukti-bukti, pihak yang memerintahkan tes keperawanan terhadap Shalfa. Bukti itu akan diserahkan kepada gubernur untuk dievaluasi, bukan untuk publikasi. Meski demikian, dia tetap berharap pihak pelatih di Pelatnas maupun PB Persani bertanggung jawab atas yang dialami kliennya

"Kalau tidak, apa boleh buat. Kami siap mengambil langkah hukum," ujarnya

Dia mengapresiasi Gubernur Jatim yang menemui dan memberi semangat kepada Shalfa, yang sempat mengalami trauma. Dirinya memprioritaskan psikologi kliennya.

Wagub JatimWagub Jatim Emil Dardak. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Wagub Jatim Tak Mau Gegabah

Terpisah Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Dardak mengatakan Pemprov Jatim tidak mau gegabah menangani masalah pencoretan yang dialami atlet senam SEA Games Philipina 2019, Shalfa Avrila Siani. Hingga kini, pihaknya masih melakukan komunikasi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) terkait hal tersebut.

”Ibu (Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa) sudah komunikasi dengan KONI. Tujuannya untuk mencoba memastikan faktanya, dasarnya apa sih. Sampai muncul isu seperti ini,” ungkap Emil saat diwawancarai Tagar di Bakorwil Malang, Senin 2 Desember 2019.

Seperti diberitakan sebelumnya, Shalfa yang merupakan atlet senam kelahiran Kediri, Jawa Timur di coret dari Persatuan Senam Indonesia (Persani) saat Pelatnas di Gresik lalu. Alasannya, karena dia diisukan tidak perawan. Sehingga, dia pun harus rela gagal tampil dalam SEA Games Filipina 2019.

Namun, sejak informasi isu dicoret karena tidak perawan tersebut menyebar. Persani pun akhirnya memberikan klarifikasi dan mengatakan bahwa pemulangan atlet yang kini duduk di kelas 12 SMU Kebomas Gresik itu karena masalah indisipliner. Saat itu, dia melakukan kesalahan disiplin berupa keluar pada malam hari.

Menanggapi hal tersebut, Emil mengatakan posisinya dirinya sudah jelas. Artinya, dia bersama gubernur mengatakan bahwa isu tersebut tidak sepantasnya menjadi konsumsi publik. Terlepas dari benar ataupun salahnya.

”Sepantasnya, hal tersebut tidak perlu diutarakan. Itu bukan sesuatu yang boleh disampaikan ke publik,” ungkap suami Arumi Bachsin itu.

Disebutkannya, masalah tersebut ada dua. Pertama yaitu sesuatu yang privat diumbar ke publik. Dan yang kedua menurutnya bahwa sesuatu yang tidak benar disampaikan ke publik.

Meski begitu, Emil menyampaikan bahwa yang paling penting saat ini yaitu menjaga kondisi psikologis Shalfa. Tentunya atas bantuan semua pihak.

”Ini adalah putri kita sendiri di Jatim, patut mendapatkan perlindungan dari kita semua,” ucapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Korupsi SD di Pasuruan
Polda Jatim tak menemukan dokumen resmi pembangunan SDN Gentong Pasuruan pada tahun 2012. Selain itu, polisi juga menunggu hasil audit BPKP.
KONI Jatim Minta Menpora Evaluasi Sistem Pelatnas
KONI Jatim menilai Pelatnas selama ini asal membajak atlet dari daerah, sementara KONI sudah mengajukan sejak awal.
Pedangdut Nella Kharisma Bantah Tuduhan Selingkuh
Nella Kharisma diperiksa selama tiga jam atas laporannya atas postingan akun medsos Suprianto tudingan selingkuh dengan eks Bupati Kediri.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.