Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan atlet senam asal Kediri, Shalfa Avrila Siani bersama ibu dan kuasa hukumnya di Gedung Grahadi Surabaya, Senin 2 Desember 2019.
Shalfa merupakan atlet senam yang dipulangkan dari Pelatnas SEA Games karena indisipliner. Tetapi bersamaan dengan itu muncul isu dari tim pelatih senam, pencoretan Shalfa dikarenakan tidak perawan.
Butuh Psychosocial Treatments karena Social Punishment itu berat dan itu ada di Puslatda.
Setelah bertemu dengan Shalfa, Khofifah melihat atlet asal Kediri itu perlunya mendapatkan terapi psikis, karena isu pencoretan alasan tidak perawan memunculkan trauma berat.
"Butuh Psychosocial Treatments karena Social Punishment itu berat dan itu ada di Puslatda. Untuk itu perlu menenangkan hati dengan berzikir," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah sempat mempertanyakan tempat tujuan pendidikan Shalfa, apakah tetap sekolah di Gresik atau di daerah asalnya yakni Kediri.
Jika ingin sekolah di daerah asalnya, Wali Kota Kediri sudah menyiapkan salah satu SMA negeri untuk menampungnya. Hanya saja, Shalfa harus menunggu proses administrasi.
"Untuk pendidikan Shalfa, apakah mau sekolah di Kediri atau di tempat lain. Kalau di Gresik traumanya cukup berat. Sudah terkomunikasikan, dan Wali Kota Kediri sudah ada SMA negeri yang mau menerima Shalfa," paparnya.
Khofifah menjamin Shalfa tetap bisa bergabung di Putlasda untuk PON tahun 2020. Namun hal ini keputusannya ada di tangan Shalfa dan ibunya. Mengingat membutuhkan proses pemikiran untuk mengambil keputusan, terkait langkah selanjutnya.
Sementara Ketua KONI Jatim, Erlangga Satriagung meminta semua polemik atlet senam Jatim yang di coret saat pelatnas di Gresik tidak dibesar-besarkan. Apalagi alasan pencoretan karena faktor keperawanan.
"Kita juga merasa terpukul dengan statement tim pelatih pelatnas senam tersebut. Namun karena ini terkait nasib atlit kedepannya. Kita imbau akhiri polemik ini," ujar Erlangga.
Menurutnya, hirarki yang tertinggi adalah kepentingan atlet, sehingga kasus ini harus diselesaikan. Semua pihak yang terkait harus saling memaafkan karena ini demi kepentingan atlet.
"KONI Jatim akan menyiapkan psikologi untuk melakukan Recovery Psikologis atlet. Dan tim pelatih kita minta untuk mendatangi keluarga dan meminta maaf, apabila benar benar mengeluarkan statmen yang menggegerkan tersebut," paparnya. []
Baca juga:
- Wali Kota Kediri Dukung Keluarga Shalfa Lapor Hukum
- Kasus Shalfa, DPRD Jatim Ancam Tahan Anggaran KONI
- KONI Jatim Bantah Pernyataan Atlet Senam Tak Perawan