Lhokseumawe – Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, telah mengeluarkan kebijakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19, dengan memberlakukan kebijakan lockdown.
Kebijakan tersebut telah diterapkan sejak tanggal 16 Maret 2020, tentunya juga ikut berdampak bagi Warga Negara Indonesia, yang tinggal di negara yang dikenal dengan sebutan Negeri Jiran itu.
Ketua Perkumpulan Masyarakat Aceh di Malaysia Bukhari mengatakan, akibat penerapatan kebijakan lockdown, maka semua aktivitas diberhentikan bahkan banyak warga Negara Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan.
Maka semuanya menjadi serba susah sekarang dan bahkan ada yang kelaparan.
“Disini semuanya tutup dan tidak ada yang buka, bahkan banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan. Maka semuanya menjadi serba susah sekarang dan bahkan ada yang kelaparan,” ujar bukhari saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa, 7 April 2020.
Bukhari menambahkan, karena tidak ada pekerjaan maka daya beli menjadi berkurang akibat faktor ekonomi. Bahkan dirinya pernah menemukan ada yang makan nasi dengan menggunakan mie instan.
Apabila bagi warga Negara Indonesia yang bekerja di daerah pedalaman, seperti yang bekerja di kebun sawit dan perkebunan lainnya, maka sangat sulit sekali memperoleh makanan yang memadai.
“Kondisi sekarang itu, kalau kita keluar dari rumah maka kena razia dan didenda sebesar 1.000 Ringgit. Makanya sudah tidak ada kerjaan, untuk keluar juga tidak boleh, sehingga banyak warga kita yang tidak bisa membeli makanan yang memadai karena faktor ekonomi,” tutur Bukhari.
Baca juga: Akibat Corona, Warga Abdya di Malaysia Kelaparan
Di Malaysia saat ini, yang boleh buka hanya toko kelontong dan toko yang menjual kebutuhan pokok, sementara untuk yang lain semuanya tutup, serta transportasi hanya berjalan 10 persen.
“Jasa transpotasi hanya berjalan 10 persen saja, karena tidak ada penumpang. Kalau bengkel, mall dan tempat-tempat hiburan lainnya semua ditutup,” kata bukhari. []