Banda Aceh - Beberapa tenaga medis yang merawat pasien virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh dilarang kembali ke rumahnya oleh pemilik kos dan warga di daerah mereka tinggal.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif membenarkan kabar adanya tim medis yang diusir tersebut sesuai dengan informasi yang diperolehnya dari RSUDZA. Namun, ia tidak mengetahui pasti berapa jumlah para medis tersebut.
"Info Direktur RSUD Zainal Abidin benar, sekarang mereka (para tenaga medis) di asrama BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Coba cek ke RSUDZA (jumlahnya)," kata Hanif saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 7 April 2020.
Hanif menyayangkan adanya penolakan terhadap tenaga medis yang sudah bekerja dan melayani masyarakat agar pulih dari virus tersebut. Apalagi, tenaga medis yang sudah diizinkan pulang itu dipastikan negatif corona.
"Petugas medis bekerja untuk melayani masyarakat, Kita imbau masyarakat untuk jangan gegabah. Mereka (tim medis) yang kita izinkan pulang saya jamin mereka negatif Covid-19," ucapnya.
Seharusnya, kata Hanif, masyarakat berterima kasih kepada petugas kesehatan yang telah bersedia menanggung risiko demi merawat pasien corona.
Kasian mereka sudah bertaruh nyawa menyelamatkan orang lain terus tidak bisa pulang ke rumah, kalau tentara ada yang sakit, pasti kita utamakan dia untuk berobat lebih dulu supaya bisa berperang lagi.
"Petugas medis kita izinkan pulang tidak menularkan Covid-19 kepada masyarakat. Mereka pahlawan kita bukan musuh kita," ujar Hanif.
Hal senada juga dibenarkan Direktur RSUDZA, Azharuddin menyampaikan bahwa ada beberapa paramedis, terutama yang masih ngekos mendapatkan penolakan dari pemilik kos serta warga setempat saat hendak kembali ke rumah.
"Saya mendapatkan laporan. Ada beberapa diantara mereka (tenaga medis) yang tidak diterima saat pulang rumahnya sama warga," kata Azharuddin saat dikonfirmasi wartawan.
Azharuddin menegaskan, bahwa paramedis yang telah diizinkan pulang tersebut sudah keluar hasil swabnya, dan sejauh ini semuanya dinyatakan negatif Covid-19. Sehingga diperbolehkan pulang setelah menjalani isolasi.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Safrizal Rahma juga menuturkan bahwa, sampai hari ini belum ada tenaga medis di Aceh terpapar virus corona sesuai dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
"Sejauh ini melalui hasil rapid test belum ada yang positif, kita lakukan rapid test hasilnya negatif. Mudah-mudahan tidak ada," tegas Safrizal.
Safrizal menyampaikan, kondisi tenaga medis itu sangat diperhatikan, kalau ada yang mengalami gejala akan langsung diperiksa dan diberikan perawatan.
Ketika paramedis sudah diizinkan pulang, kata Safrizal, maka InsyaAllah diyakini para tenaga medis tersebut tidak ada gejala dan dipastikan sehat. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Kasian mereka sudah bertaruh nyawa menyelamatkan orang lain terus tidak bisa pulang ke rumah, itu kan kasian. Logikanya, kalau tentara ada yang sakit, pasti kita utamakan dia untuk berobat lebih dulu supaya bisa berperang lagi," tutur Safrizal.
Kemudian, lanjut Safrizal, saat ini pemerintah sudah menyiapkan tempat penginapan sementara bagi paramedis yang mengalami masalah seperti itu. Disiapkan tempat tinggal dan fasilitas untuk bisa beristirahat dengan nyaman. []