Kudus - DPRD Kudus akan menganggarkan perbaikan tiga sekolah dasar (SD) yang mengalami kerusakan di APBD Perubahan. Tiga sekolah tersebut, yakni SD 2 Purwosari, SD 1 Jepang Pakis dan SD Bergugenjang.
Dalam sidaknya ke SD 2 Purwosari, Jumat, 18 September 2020, Ketua DPRD Kudus Masan, bersama anggota Dewan lain dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus melihat kondisi bangunan sekolah tersebut.
"Saya dapat laporan ini dari media sosial. Setelah kami cek, ternyata kerusakannya cukup parah," ujar Masan pada Tagar.
Empat ruang kelas di sekolah tersebut kondisi atapnya mengalami kerusakan serius. Dimana plafonnya banyak yang berlubang, rangka atapnya rapuh, bahkan sejumlah gentingnya juga pecah.
Ketiga sekolah tersebut, lanjut Masan, membutuhkan perbaikan segera. Untuk itu, pihaknya akan mengalokasikan anggaran perbaikan tiga sekolah ini dalam APBD Perubahan.
Saya dapat laporan ini dari media sosial. Setelah kami cek, ternyata kerusakannya cukup parah.
Adapun nominal anggaran perbaikan sekolah ini, diperkirakan mencapai Rp 200 juta per sekolah. Anggaran ini dirasa cukup untuk memperbaiki atap hingga tiga ruangan.
"Mengingat waktu di perubahan ini pendek. Jadi penanganan yang kami lakukan di Perubahan hanya penggantian atapnya saja. Untuk plafonnya nanti menyusul di APBD murni 2021," jelasnya.
Pihaknya juga meminta, Disdikpora untuk segera mempersiapkan data sekolah-sekolah rusak di Kudus. Data ini nantinya akan menjadi usulan dalam pembahasan APBD 2021.
"Data akurat dari dinas kami tunggu, untuk proses penganggaran di APBD 2021," ucap dia.
Ditemui ditempat yang sama, Plt Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada mengatakan tiga SD tersebut memiliki permasalahan yang sama. Yakni, atap sekolahnya rusak dan berpotensi ambrol.
Pihaknya berjanji akan segera melakukan renovasi, usai anggaran APBD Perubahan digedok.
"Kalau untuk perbaikan atap saya rasa prosesnya cepat. Ini nanti rangkanya diganti sama baja ringan. Gentingnya masih pakai genting lama. Ya kalau ada satu dua genting yang rusak diganti sama yang baru," tutur Harjuna.
Baca juga:
- Kisruh Anggaran Miliaran untuk Persiku Kudus
- Aksi Walk Out Anggota DPRD Kudus di Rapat Persiku
- Kesederhanaan Perayaan HUT PMI ke-75 Kudus
Sementara itu, Kepala SD 2 Purwosari Heri Hartati mengaku sudah berkali-kali mengajukan permohonan renovasi ke Disdikpora. Hanya saja, permohonan yang dilayangkan pihaknya sejak 2019 lalu itu, belum ada tindaklanjut sampai saat ini.
Dia menuturkan atap empat ruang kelas di sekolahnya sudah rusak parah. Empat ruang tersebut adalah ruang kelas 1, 3, 5 dan 6.
"Kerusakan parah di ruang kelas 3. Atapnya rapuh sampai kami topang dengan bambu. Ruang tersebut tidak kami gunakan untuk proses pembelajaran sejak awal tahun 2019," jelasnya.
Lanjut dia, "Pembelajaran siswa kelas 3 kami alihkan ke ruang kelas 4. Sedangkan siswa kelas 4 yang jumlahnya lebih sedikit, belajarnya di ruang laboratorium bahasa."
Heri berharap Pemerintah dan DPRD Kudus bisa segera mengalokasikan anggaran untuk perbaikan. Dengan begitu, siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman. []