Surabaya - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Surabaya tidak akan melakukan screening atau pemeriksaan terhadap warga Jawa Timur (Jatim), khususnya Surabaya yang dipulangkan pemerintah dari China. Hal tersebut disampaikan Kepala KKP Surabaya dr Muhammad Budi Hidayat.
Budi mengatakan tidak adanya pemeriksaan yang dilakukan KKP Surabaya terhadap warga Jatim dari China, karena sudah menjalani pemeriksaan untuk masa inkubasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.
"Jika sudah melewati masa inkubasi itu berarti aman dan clear. Jadi tidak ada perawatan lagi di Surabaya," ujarnya kepada Tagar saat ditemui di kantor Balai Kota Surabaya, Minggu 2 Februari 2020.
Budi menjelaskan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 243 warga negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari China pasca mewabahnya virus Corona.
Jika sudah melewati masa inkubasi itu berarti aman dan clear. Jadi tidak ada perawatan lagi di Surabaya.
"Kami harapkan enggak usah panik, khawatir ini sudah menjadi protap dari WHO. Jadi setiap orang yang baru pulang dari daerah terjangkit akan dilakukan pemeriksaan," ucapnya.
Meski tidak melakukan pemeriksaan ulang, KKP Surabaya tetap waspada dengan memperketat pengamanan di pintu masuk Jatim seperti di bandara dan pelabuhan. Sejumlah alat pun sudah dipasang seperti Thermal Scanner.
"Kami memiliki Thermal Scanner yang akan memeriksa seluruh kedatangan para pennumoang. Lalu kita juga memiliki alat Dipometer yang gun, langsung memeriksa (suhu tubuh) di dahi. Kita memiliki alat pelindung diri untuk mengantisipasi bagaimana supaya tidak terjadi penularan," beber Budi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita memastikan, pihaknya akan melakukan pemantauan secara berkala setiap hari selama dua minggu berturut-turut. Pemantauan itu dilakukan dengan mengunjungi langsung ke rumah mereka.
“Jadi pihak puskesmas khususnya dokter akan berkunjung langsung ke rumah lalu memeriksa keadaannya setiap hari selama dua minggu berturut-turut,” kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita.
Feni menjelaskan, data WNI yang akan dipulangkan ke Indonesia sekitar 250 orang. Namun, pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut berapa jumlah warga Kota Surabaya.
“Jadi kami belum mendapat data pastinya, namun tetap semua itu dalam pantauan kami warga Surabaya,” tuturnya.
Kendati demikian, Febria menyatakan, jika ada warga yang baru pulang dari negara yang terjangkit virus corona, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan kondisi kesehatan mereka. Salah satunya melalui petugas kesehatan di Puskesmas dengan cara berkunjung ke rumah warga tersebut.
“Meskipun sudah dilakukan pengecekan saat di bandara atau pelabuhan oleh pihak KKP 1 Surabaya. Biar semuanya clear,” ungkap dia.
Namun begitu, Feni berpesan kepada warga Kota Surabaya agar tidak perlu panik. Sebab, Kota Surabaya aman terhadap penyebaran virus corona. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar menjaga sistem imun tubuh melalui makan-makanan gizi seimbang. Jika ada yang sakit batuk, pilek segera berobat ke Puskesmas terdekat.
“Jangan lupa cuci tangan itu nomor satu. Lalu yang tidak kalah pentingnya adalah berperilaku hidup bersih,” ucapnya. []