Surabaya - Hujan deras dan angin kencang yang melanda Surabaya dalam dua hari terakhir, menyebabkan sejumlah wilayah di Surabaya mengalami banjir. Hanya saja, hari ini Sabtu 1 Februari 2020 titik banjir bertambah, seperti di wilayah Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Dari pantauan Tagar, sejumlah ruas Jalan protokol dan perkampungan seperti di Jalan Tidar, Petemon, Simo tergenang banjie setinggi 30 cm hingga 50 cm.
Aku enggak tahu. Yang jelas, aku pernah nyoba 100 mm lebih itu enggak apa apa, kalau di atas 120 mm belum pernah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang turun langsung mengaku intensitas curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Surabaya kebanjiran. Ia memprediksi curah hujan yang terjadi lebih dari 120 mm.
"Aku enggak tahu. Yang jelas, aku pernah nyoba 100 mm lebih itu enggak apa apa, kalau di atas 120 mm belum pernah. Ini kayaknya di atas 120 mm karena sebetulnya dari pada tahun kemarin kita lebih bagus sistemnya," ujarnya saat ditemui di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Sabtu 1 Februari 2020.
Ia mengaku sudah menyiagakan pompa agar tidak terjadi banjir saat curah hujan cukup tinggi,
"Pompanya kita juga lebih besar, cuma karena hujan curahnya tinggi," ucap wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Selain itu, Risma juga membuka sejumlah pintu saluran air agar air cepat masuk ke dalam saluran drainase.
"Iya makanya airnya itu antri masuk ke dalam saluran (drainase) itu, makanya tadi aku buka semua biar cepat. Dibuka semua enggak ada terganggu, makanya cepet tadi (surut)," ujarnya.
Risma mengaku hujan hari ini intensitasnya tidak lebih tinggi dibandingkan Jumat 31 Januari 2020 kemarin yang mencapai 130 mm.
"Jadi kalau kemarin itu memang ada beberapa titik (banjir), tapi kalau ini, hanya di sini, karena yang hujan hanya di sini (Mayjend Sungkono)," ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bina Marga, dan Pematusan Surabaya, Erna Purnawati mengaku Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah meminta kepada dirinya agar melakukan buka tutup saluran air agar tidak terjadi genangan.
Pasalnya, saluran yang ada di Jalan Gubenur Suryo dengan Jalan Simpang Dukuh tidak terkoneksi dengan baik lantaran ukurannya yang tidak sama.
“Yang ada di Jalan Gubernur Suryo itu kurang lebih ukurannya (saluran) sekitar 150. Kemudian, di Simpang Dukuh namanya pompa kenari itu ukurannya sekitar 50. Artinya air tidak bisa berbagi dengan baik,” ujarnya. []