Kisah Sukses Iqbal Muhammad, Mantan Loper Jadi Doktor

Iqbal Muhammad pernah menjadi loper majalah Tempo. Kerja keras dan keyakinan membawanya sukses meraih gelar Doktor.
H. Iqbal Muhammad S.Ag, M.Ag mengenakan baju wisuda. (Foto: Tagar/Istimewa/Syamsu Rizal).

Aceh Barat Daya - Impian untuk dapat menyelesaikan pendidikan tinggi yang berkualitas tentu menjadi impian semua orang. Namun tidak semua orang meraih itu dengan mudah. Untuk meraihnya dan sukses di kemudian hari diperlukan kerja keras, ketekunan, keyakinan dan semangat pantang menyerah.

Setidaknya hal itu sudah dilalui oleh seorang Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), H. Iqbal Muhammad S.Ag, M.Ag yang resmi diwisuda sebagai lulusan doktor atau S3 Program Studi Fiqih Modern Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh, pada Selasa, 3 September 2019.

Untuk meraih semua itu, Iqbal Muhammad ternyata harus banting tulang. Kisah sukses sosok ini membuktikan kepada kaum muda bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah hambatan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih sukses di kemudian hari.

Kepada Tagar, Iqbal berbagi cerita hidupnya dengan maksud apa yang diceritakannya ini bisa dijadikan edukasi kepada kaum muda bahwa keterbatasan ekonomi bukan benteng pemupus impian.

Saya pernah bekerja menjadi loper majalah Tempo.

Hidup dalam keterbatasan ekonomi membuatnya harus bekerja exstra untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan. Bekerja selingan apa saja disanggupi pria yang saat ini dikaruniai lima orang anak. Bahkan menjadi loper majalah Tempo sekalipun.

"Di tahun 90-an saya pernah bekerja menjadi loper majalah Tempo, apapun saya kerjakan yang penting saya bisa terus melanjutkan pendidikan," kata Ikbal, Selasa, 3 September 2019 di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya.

Menuntut ilmu tidak memandang kaya atau miskin, tapi itu semua tergantung pada niat dan bersungguh-sungguh pada diri sendiri, insyaallah, Allah pasti akan memberikan kemudahan untuk siapa saja. Ternyata inilah yang ditanam dibenak pria 49 tahun ini kala berjuang dalam pendidikannya dulu hingga kini selesai pendidikan S3.

Baca juga: Kisah Para Orangtua Hebat yang Sukses Sekolahkan Anak-anaknya

Sebelum meraih gelar doktor, Iqbal awalnya menyelesaikan pendidikan S1 di Prodi Akidah Filsafat Fakultas Usuluddin UIN Ar-Raniry, kemudian melanjutkan Pascasarjana (S2 dan S3) di Prodi Fiqih Modern di universitas yang sama.

"Dan itu semua dapat saya raih walau dalam keadaan keterbatasan ekonomi keluarga," ucapnya.

Menjadi pribadi yang tangguh tidak hanya dilakukan saat mengejar gelar pendidikan saja, namun juga dibawa dalam jabatan sebagai pelayan masyarakat. Menjabat sebagai Kasubag TU di Kankemenag Kota Madya Banda Aceh, merupakan pertama suami dari Zahrul Baizah ini.

Bekerja sungguh-sungguh, tekun dan bersemangat membuat karirnya terus melejit hingga dipercayakan sebagai Kakankemenag Kabupaten Pidie Jaya, kemudian Kabupaten Aceh Selatan, hingga saat ini dipercayakan sebagai Kakankemenag kabupaten Abdya menggantikan Drs. H. Arijal M.Si yang dipindahtugaskan sebagai Kakakankemenag Aceh Timur.

Menurutnya, dalam menjalankan tugas, akan banyak halangan dan rintangan yang harus dilalui. Namun kesabaran disebut Iqbal sebagai modal awal untuk tetap kokoh dalam menjalankan amanah yang sudah diberikan.

Berkat dorongan dan dukungan orang tua, alumnus UIN Ar-Raniry itu pada akhirnya bisa terus bersemangat untuk bekerja keras.

"Alhamdulillah, berkat dorongan dan doa orang tua, saya bisa mendapatkan gelar sarjana kala itu, hingga seperti ini sekarang," ujarnya.

Pria kelahiran Gampong Tungkop, Darussalam, Banda Aceh ini, diketahui merupakan satu-satunya peraih gelar doktor untuk kalangan kepala kantor Kementerian Agama di Aceh.

"Bahkan di kalangan Kakankemenag, alhamdulillah baru saya yang meraih gelar doktor," kata dia.

Baca juga: Pidato Politik, SBY Cerita Kisah Suksesnya 10 Tahun Jadi Presiden

Diakui Iqbal, banyak pihak yang menjadi pendorong semangat Iqbal dalam meraih gelar akademik itu, untuk itu dirinya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tua, istri, anak, keluarga, seluruh pegawai di Kankemenag Abdya, Aceh Selatan, Pemerintah Kabupaten Abdya.

Mengakhiri obrolan, Iqbal berpesan kepada generasi muda agar tidak berhenti belajar, karena menurutnya, secuil ilmu yang didapatkan akan bermanfaat di kemudian hari.

"Pengalaman saya ini setidaknya menjadi bukti, ekonomi dan umur tidak menjadi kendala dalam menuntut ilmu, maka para anak muda ayo terus belajar hingga ilmu yang kita dapat ini bisa bermanfaat untuk orang banyak dan umat," kata dia.

"Sekali lagi saya berpesan walaupun dalam keadaan kekurangan, tapi pasti ada peluang dan jalan untuk menyelesaikan pendidikan, maka jangan pesimis, tetap optimis dan bersungguh-sungguh dalam belajar," ujarnya. []

Berita terkait
Jiwa-jiwa Bermesin, Memoar Para Pasien Cuci Darah yang Mengharukan dan Menginspirasi
Buku ini bercerita tentang kehidupan para pasien cuci darah
Erwin Prasetya dari Dewa 19 hingga Scoring Musik Film
Perjalanan musik Erwin Prasetya, tidak berhenti di Dewa 19. Kini ia sibuk mengurusi musik scoring berbagai film dan jingle iklan banyak produk.
Perjalanan Gaib Mbah Mijan
Perbincangan dengan Mbah Mijan pada sebuah malam yang mati angin di kantor Tagar, Jakarta. Ia mengisahkan perjalanan gaibnya.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Kamis 23 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022, untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.028.000. Simak ulasannya berikut ini.