Pidato Politik, SBY Cerita Kisah Suksesnya 10 Tahun Jadi Presiden

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik dalam rangka HUT Partai Demokrat ke-17, Senin (17/9).
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Gilang)

Jakarta, (Tagar 17/9/2018) - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato politiknya dalam rangka perayaan hari ulang tahun Partai Demokrat ke-17 di Djakarta Theater, Jl. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (17/9).

Dalam pidato sekitar 45 menit tersebut SBY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, lebih banyak menceritakan keberhasilannya selama 10 tahun menjadi presiden terutama bagaimana cara keluar dari krisis.

SBY menjelaskan pengalamannya keluar dari krisis ekonomi tahun 2008. Menurutnya, ketika itu ada kecemasan nasib Indonesia sama seperti krisis moneter 1998. 

"Namun, karena antisipasi yang cepat dan tepat, serta kebersamaan seluruh elemen bangsa untuk mengatasi krisis itu, Alhamdulillah, ekonomi kita selamat. Saya mengatakan bahwa faktor kepemimpinan, manajemen krisis dan kebersamaan kita juga merupakan kunci keberhasilan," ujar SBY.

Baca Juga: SBY Siap Ditangkap Jika Benar Terima Dana Century

Ia juga bercerita soal pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. SBY menyebut pernah menghadapi kasus serupa di tahun 2008.

"Di bidang ekonomi, saat ini kita menghadapi pelemahan rupiah yang tajam serta kenaikan harga minyak dunia. Sebagian pihak mengatakan bahwa faktor eksternal inilah yang menjadi biang keladi melemahnya ekonomi kita," kata SBY. 

"Selama 10 tahun memimpin, saya juga kerap menghadapi tekanan ekonomi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Tahun 2005, tahun 2008 dan tahun 2013, kita menghadapi meroketnya harga minyak dunia. Tahun 2008-2009, kita menghadapi krisis perekonomian global," tambahnya.

Ia lalu bercerita ketika harus menaikkan harga BBM pada tahun 2008, beberapa bulan sebelum Pemilihan Presiden dilaksanakan. 

"Alhamdulillah, setelah kebijakan menaikkan harga BBM diambil, ekonomi kita selamat. Jadi, sebesar apapun faktor eksternal, selalu ada solusinya," ujar SBY.

Di awal pidatonya, SBY menceritakan pengalamannya berkeliling tanah air. SBY mengklaim banyak masyarakat yang berterima kasih atas 10 tahun pemerintahannya dulu. 

"Waktu itu, saya dan rombongan baru selesai istirahat, ngopi-ngopi di Kopi Pangestu, Batang, Jawa Tengah. Saat menuju bis, tiba-tiba seorang Ibu separuh baya mencegat saya. Dengan gugup, agak terbata-bata, ia mengucapkan terima kasih kepada saya," cerita SBY. 

"Rupanya ia dan suaminya termasuk dalam satu juta lebih pegawai honorer yang diangkat jadi PNS, saat saya masih menjadi Presiden," tambahnya yang disambut tepuk tangan para kader Demokrat.

Di Jawa Barat, kata SBY, saat mengunjungi pasar Bubulak, Bogor, hal yang sama juga terjadi. Tiba-tiba ia dihampiri seorang Ibu yang matanya berkaca-kaca. Ibu itu berterima kasih karena tertolong dengan program bantuan sosial pemerintahan. 

"Saya orang miskin Pak, tetapi berkat program Bidikmisi, sekarang anak saya jadi sarjana, kata Ibu itu dengan linangan air mata," ujar SBY. [] 


Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.