Erwin Prasetya dari Dewa 19 hingga Scoring Musik Film

Perjalanan musik Erwin Prasetya, tidak berhenti di Dewa 19. Kini ia sibuk mengurusi musik scoring berbagai film dan jingle iklan banyak produk.
Musisi Erwin Prasetya (ex-Dewa 19) saat berkunjung ke studio Tagar TV. (Foto: dok. Tagar)

Jakarta - Salah seorang yang paling berpengaruh dalam grup band Dewa 19 adalah Erwin Prasetya. Pasalnya, Ia kerap ambil andil dalam menciptakan lagu-lagu populer yang dirilis grup band yang dipimpin musisi Ahmad Dhani itu.

Erwin Prasetya lahir pada 29 Januari 1972 di Surabaya. Namanya mulai dikenal publik ketika menjadi salah satu personil grup band yang cukup tersohor di tanah air yaitu Dewa 19.

Pria 43 tahun itu dikenal sebagai musisi, komposer, dan penulis lagu Indonesia. Selama bergabung dengan Dewa 19, ia kerap menggubah lagu  yang kemudian populer di kalangan pencinta musik di tanah air.

Sebut saja Kirana, Restoe Boemi, Kamulah Satu-satunya, Still I'm Sure We'll Love Again, Sebelum Kau Terlelap, dan Selatan Jakarta. Lagu-;agu tersebut menjadi hits sepanjang masa di belantika musik nasional.

Sebelum membentuk Dewa 19, Erwin bersama teman akrabnya di SMP seperti Ahmad Dhani, Andra Junaidi, dan Wawan Juniarso membentuk grup band ber-genre fusion jazz yang diberi nama Down Beat.

Band tersebut kemudian mulai ikut dan memenangi berbagai festival musik di Kota Pahlawan. Beberapa waktu berselang, seiring masuknya Ari Lasso sebagai vokalis, kelompok musik itu berubah nama menjadi Dewa 19 lantaran personelnya merupakan remaja yang berumur 19 tahun.

Kemahiran Erwin dalam mencipta nada dan lagu, bertemu dengan kacakapan Ahmad Dhani merangkai bait lirik. Dewa 19 menjadi besar dan kesohor beberapa tahun kemudian. 

Namun setelah sempat menelurkan sejumlah album bersama Dewa 19, Erwin memilih mengundurkan diri pada tahun 2002 lantaran merasa tidak cocok dengan manajemen di band tersebut.

Hengkang dari band yang telah membesarkan namanya, tak membuat jiwa bermusik Erwin padam. Ia kemudian terlibat dalam proses produksi banyak band dan penyanyi solo, termasuk mencipta lagu untuk sobat lamanya, Ari Lasso yang saat itu memutuskan bersolo karier.

Erwin juga terlibat dalam album Suara Anak Adam milik kelompok musik TIC band pada tahun 2003. Sempat bergabung dengan Nukla yang merupakan kelanjutan Kla Project yang dipimpin Katon Bagaskara, dan menelurkan album bertajuk New Chapter.

Tahun 2006, selepas mundur dari Nukla, ia memproduseri grup band EVO, yang namanya diartikan sebagai evolusi musik rock di Indonesia.

Anggotanya terdiri dari Helda sebagai vokal, Adnil Faisal menjadi gitaris/ Eks Base Jam, Didit Saad (gitaris) / Eks Plastik, Angga Tarmizi (keyboard & syntetizer) / Eks Bullet, Ronald Fristianto (drummer) / Eks GIGI Band dan DR PM.

Di masa depan,, Helda dikenal sebagai pelantang vokal kelompok musik Stars and Rabbits yang begitu digemari di kancah musik indie nusantara.

Pada 2009, Erwin kembali membentuk kelopok musik yang diberi nama Matadewa dengan menggandeng mantan drummer era awal Dewa 19, yakni Wawan Juniarso, serta mendapuk Yuda Prasetya sebagai gitaris dan Roby Zoelky sebagai vokalis.

Kini, beberapa waktu berselang, Erwin justru aktif membuat musik scoring untuk film dan jingle iklan berbagai produk. Beberapa karya besarnya di dunia perfilman antara lain adalah music scoring untuk film Virgin dan film lokal Surabaya berjudul Jack.

Selain itu, ia juga masih aktif memproduksi musik-musik bagi solois dan penyanyi pendatang baru. Perjalanan musiknya ia sematkan dan dapat diputar di situs pribadi miliknya, yakni erwinprasetya.com.



Baca juga:




Berita terkait
Jason Ranti, Kunci Musikal Film 'Koboy Kampus'
Jason Ranti menjadi kunci musikal dalam film berjudul Koboy Kampus (Understanding The Panas Dalam).
RUU Permusikan Ditarik, Indra The Rain Senang
Pelantang vokal kelompok musik The Rain, Indra Prasta mengaku senang atas ditariknya Rancangan Undang-undang (RUU) Permusikan dari daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas 2019.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.