Kiprah Kartini Udinus Semarang Menghadapi Corona

Tidak berada di garis depan menghadapi virus corona di Semarang, namun semangat Kartini membuat dosen Udinus terpacu membantu tenaga medis.
Dian Retno Sawitri, Kartini dari Udinus Semarang, rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran membuat APD bagi tenaga medis yang menangani virus corona. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Di tengah kondisi krusial imbas pandemi corona, ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis sangat vital. Faktanya beberapa waktu terakhir, rumah sakit di Tanah Air kelabakan lantaran ketersedian APD makin menipis seiring datangnya gelombang pasien corona. 

Perlahan namun pasti, pemerintah, swasta, dan masyarakat umum bahu membahu menyediakan APD bagi tenaga medis. Kiprah bersama ini lah, salah satunya Kartini dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, membuat semangat dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain menghadapi Covid-19 makin menggeliat.  

Dian Retno Sawitri, seorang perempuan yang tidak pernah bersentuhan langsung dengan aktivitas kedokteran maupun hal berbau virus corona. Ia adalah Dekan Fakultas Teknik Udinus, yang saban hari lebih banyak berkecamuk di bidang akademis dan mahasiswa

Nuraninya tersentuh ketika sering membaca berita mengenai terbatasnya APD di rumah sakit. Maka jauh hari lalu, Dian terbersit ide menciptakan APD sendiri untuk disumbangkan kepada para tenaga medis di Kota Semarang. 

Kalau terpapar dan mereka sakit, lalu pasien-pasien siapa yang urus?

Niatan itu didukung penuh oleh kampusnya. Maka ia pun merintis pembuatan salah satu APD, face shield, alat pelindung wajah yang membantu tenaga medis mencegah paparan virus corona. 

“Tenaga medis kan pihak yang bersentuhan langsung dengan orang sakit, mereka lebih rentan. Makanya mereka harus terlindung selama menjalankan tugas. Kalau terpapar dan mereka sakit, lalu pasien-pasien siapa yang urus?” ucapnya kepada Tagar, Selasa, 21 April 2020. 

Bersama sepuluh mahasiswa semester akhir fakultas teknik, Dian melakukan serangkaian penelitian hingga proses produksi. Mahasiswa yang diajak kerja bareng merupakan mahasiswa tahap akhir, tinggal menunggu wisuda. Ajakan sosial ini sekaligus sebagai persiapan mereka menghadapi dunia kerja.

Material face shield terbuat dari plastik jenis polyethylene terephthalate sehingga penglihatan pemakai tidak terhalang dan tetap jernih. Begitu juga desainnya cukup nyaman dengan adanya spon di bagian dahi. Pengikatnya dari tali berbahan karet sehingga fleksibel saat digunakan. 

“Kendalanya hampir tidak ada. Kampus sangat mendukung dan mahasiswa mudah diajak koordinasi. Hanya saja saat produksi di laboratorium, karena harus jaga jarak dan pakai masker, kadang agak miskomunikasi. Tapi tidak ada kesulitan berarti,” tuturnya.

Dalam satu hari para mahasiswa mampu memproduksi 150 buah face shield. Hasil kerja keras, ikhlas membantu sesama itu, lebih dari 300 set APD telah didonasikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di sekitar Semarang. 

Seperti di Rumah Sakit Tugurejo, rumah Sakit KRMT Wongsonegoro dan RS Wiliam Booth, masing-masing 100 set APD. Menyusul dalam waktu dekat ke berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas, dokter praktik dan RSJ Amino Gondohutomo, Pedurungan, Semarang.

“Senang sekali dapat ikut berperan serta bersama petugas medis untuk bersama melawan masa sulit ini. Pandemi ini tidak bisa dilawan sendiri oleh petugas medis. Semua pihak harus turut serta. Petugas medis merawat pasien, kami bikin APD, sementara masyarakat lebih di rumah saja. Agar persebaran Covid-19 tidak semakin luas. Agar masa berat cepat selesai,” katanya. 

Di momentum peringatan Hari Kartini, 21 April, Dian mengaku memiliki keprihatinan tersendiri terhadap tenaga medis perempuan. Faktanya, mereka harus menomorduakan keluarga karena harus menjalankan tugas profesi di garda terdepan memerangi corona.

Meski begitu ia menyadari hal itu juga sesuai dengan semangat Kartini, bahwa perempuan juga dapat berperan serta dalam menjalankan fungsi sosial. 

"Siapa saja, entah mereka dokter, bidan, perawat, bahkan cleaning service sekalipun diharapkan menjalankan profesinya sebaik mungkin. Turut berkontribusi untuk negara agar badai ini segera berlalu," ucapnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Semangat Kartini Rembang dari Ruang Isolasi Corona
Dari ruang isolasi di RS di Rembang terpancar semangat luar biasa para Kartini menangani pasien corona.
Kesederhanaan Peringatan di Museum Kartini Rembang
Peringatan Hari Kartini di Rembang dilakukan secara sederhana di tengah pandemi corona.
Pesan Hari Kartini dari Perempuan di ICU RS Covid-19
Bersamaan dengan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, sebuah pesan datang dari perempuan di ICU penanganan pasien terinfeksi Covid-19.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya