Pesan Hari Kartini dari Perempuan di ICU RS Covid-19

Bersamaan dengan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, sebuah pesan datang dari perempuan di ICU penanganan pasien terinfeksi Covid-19.
Petugas dari Tim Ahli dan Peneliti Universitas Indonesia (UI) menggunakan alat pelindung wajah berteknologi Respirator Pemurni Udara Bertenaga Baterai (RPUBB) saat simulasi penanganan pasien di Gedung PAUI, Depok, Jawa Barat, Senin, 20 April 2020. Tim Ahli dan Peneliti UI mengembangkan prototipe APD dalam bentuk pelindung wajah untuk tenaga medis dengan teknologi RPUBB dengan harapan mampu melindungi mereka saat bertugas merawat pasien Covid-19. (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha)

Jakarta - Bersamaan dengan Hari Kartini yang jatuh pada Selasa, 21 April 2020, sebuah pesan datang dari perempuan di ruang steril penanganan pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur.

Tetap semangat, percaya aja kalau ini semua akan berlalu...

Perempuan itu adalah dokter Golda AM Simanjuntak. Dia mengirimkan pesan dalam rangka Hari Kartini khususnya kepada tenaga medis perempuan yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 di Indonesia.

"Tetap semangat, percaya aja kalau ini semua akan berlalu dan tetap menjaga kesehatan, tetap mengutamakan keluarga," kata Golda ketika dihubungi Tagar di RS Persahabatan, Selasa, 21 April 2020.

Dokter Golda memiliki rutinitas keseharian berhadapan dengan pasien Covid-19 yang terbaring di Unit Perawatan Intensif atau ICU RS Persahabatan. Di ICU lah pasien yang kesehatannya tiba-tiba memburuk atau mengalami gangguan fungsi organ tubuh ditangani. Pasien dengan gejala tidak bisa bernapas dengan baik karena paru-parunya bermasalah akibat virus corona, misalnya.

Di ruang itu juga Golda mengawasi perkembangan kesehatan pasien yang terpapar virus mematikan ini. "Perkembangan pasien (di ICU) cukup lama ya, kalau (pasien) covid ini tidak selalu signifikan bagus," tutur dia.

Baca juga:

Hasil dari ICU yang tak selalu menggembirakan menjadi tantangan tersendiri bagi Golda. Tapi bagaimanapun, Golda harus menjelaskan perkembangan pasien meskipun kenyataan pahit mesti diterima sang keluarga. "Kadang banyak keluarga pasien yang kurang terima," ujarnya.

Dokter Golda AM SimanjuntakDokter Golda AM Simanjuntak (barisan belakang, ketiga dari kanan [tanpa menggunakan jilbab]) dalam acara yang digelar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Gerakan Masyarkat Hidup Sehat (Germas) di Lampung tahun 2018. (Foto: Istimewa)

Golda menuturkan, angka kesembuhan di dunia lebih tinggi dari jumlah kematian akibat Covid-19. Per hari ini, Selasa, 21 April 2020, pasien yang meninggal mencapai 170.501 orang, sementara pasien yang sembuh menembus 652.761 orang.

Sebab itu masih tertanam optimisme tinggi di benak keluarga dari pasien Covid-19 yang dirawat di Tanah Air. Mereka menyimpan harapan yang selalu disebar Golda dan rekan-rekannya soal kesembuhan dan berakhirnya pendemi corona di dunia.

Namun, angka dari kesembuhan dan kematian di dunia yang berbanding terbalik di Indonesia kadang membuat was-was juga. Golda tak bisa membendung rasa itu, terlebih keluarga sempat memintanya mundur dari tugasnya yang beresiko terpapar corona tersebut. Namun, tekad Golda telah bulat. Dia tetap memilih terlibat di barisan terdepan penanggulangan Covid-19. "Ya sudah lah, ada APD (alat pelindung diri) pasti baik-baik saja," ujarnya.

Dalam menjalani kesehariannya sebagai dokter, Golda tak cuek terhadap keadaan. Meski memakai APD lengkap ketika menangani pasien Covid-19, dia tetap berkeyakinan menjaga kebersihan diri dan kesehatan akan membuatnya terhindar dari virus corona.

Dia mengaku kerap berolahraga, hingga berjemur di bahwa sinar matahari pada jam-jam tertentu. Asupan Vitamin C dan D juga menjadi perhatiannya dalam menerapkan pola hidup sehat mencegah corona. Bahkan sebelum meninggalkan RS menuju rumahnya, rutinitas mandi dan keramas rutin dilakukannya demi menjaga keluarga di rumah dari kemungkinan terpapar corona. "Sampai di rumah mandi lagi, jadi dua kali mandinya," katanya sembari tertawa. [] 

Berita terkait
DPR: Pecat Pejabat Daerah Hambat Distribusi APD Corona
Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengancam pecat pejabat daerah yang lambat hingga menghambat proses distribusi APD dari Jakarta.
Gerindra Sebut Bahan Baku Obat Corona Banyak di Indonesia
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan bahan baku untuk obat pasien virus corona banyak terdapat di Indonesia.
Apa Itu Tamiflu, Obat Positif Corona Saran Terawan
Menkes Terawan menyebutkan obat antivirus Tamiflu dipergunakan untuk menangani pasien positif corona di Indonesia. Apa itu Tamiflu?
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.