Kesederhanaan Peringatan di Museum Kartini Rembang

Peringatan Hari Kartini di Rembang dilakukan secara sederhana di tengah pandemi corona.
Acara peringatan Hari Kartini dilakukan sederhana di Pendopo Museum Kartini, Rembang, Senin malam, 20 April 2020. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Masa pandemi corona membuat peringatan Hari Kartini di Rembang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya ada kegiatan kirab pusaka, kini peringatan sederhana berupa gelaran doa dan potong tumpeng untuk menjaga spirit perjuangan Raden Adjeng (RA) Kartini. 

Dan peringatan hari lahir pejuang emansipasi wanita itu pun hanya diikuti 10 orang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang. Mengenakan pakaian beskap dan kebaya, mereka menggelar rangkaian kegiatan di pendopo Museum Kartini pada Senin malam, 20 April 2020.

"Kami menggelar malam kirab pataka secara sederhana, tidak seperti tahun sebelumnya. Kami hanya mengeluarkan pusaka dari dalam Museum Kartini ke pendopo, tidak sampai membawa keliling seperti dulu," kata Kepala Dinbudpar Rembang Dwi Purwanto, Selasa, 21 April 2020.

Kegiatan peringatan Hari Kartini ini dimulai sekitar pukul 19.30 WIB hingga jelang tengah malam. Diawali dengan pembacaan sejumlah puisi dengan tembang Jawa atau macapatan berlanjut mengeluarkan pusaka dari tempat penyimpanan ke pedopo museum. 

Kami menggelar malam kirab pataka secara sederhana, tidak seperti tahun sebelumnya.

Acara inti, doa bersama berbentuk tahlilan pun dilantunkan. Selain doa untuk RA Kartini, juga dipanjatkan doa keselamatan di tengah wabah corona. 

"Kemudian dilakukan tahlilan dengan doa meminta keselamatan dan mudah-mudahan wabah corona segera berakhir dan yang terakhir pemotongan tumpeng untuk perayaan hari lahirnya Kartini," ujar dia.

Dwi menambahkan ditiadakannya acara peringatan Hari Kartini menyusul kebijakan pemerintah dan kepolisian untuk tidak mengadakan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan kerumunan massa. Hal itu bagian dari upaya untuk memutus rantai penyebaran corona di Kabupaten Rembang.

"Sebenarnya rangkaian kegiatan-kegiatan gema dan gelaran peringatan Kartini sudah dijadwalkan dan dirancang meriah. Namun semuanya harus ditiadakan karena ada larangan dari pemerintah untuk berkerumun," tuturnya. 

Meski ditiadakan Dinas Pariwisata Rembang tetap memiliki beban moral untuk menjaga tradisi peringatan agar tetap eksis. Akhirnya diputuskan digelar sederhana, yakni ziarah di makam RA Kartini pada Senin sore, berlanjut tahlilan di Pendopo Museum Kartini pada malam harinya.

"Acara tahlilan itu atas petunjuk dari bupati dan orangnya pun harus dibatasi, jaga jarak dan menggunakan masker untuk mengantisipasi penularan covid-19," ucapnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Senyum Kartini di Tengah Muram Pandemi Covid-19
Di tengah muram pandemi Covid-19, senyum terulas di bibir Hilda Agustini, dara berjiwa Kartini yang tak takut bermimpi setinggi bintang di langit.
Jurnalis Perempuan, Kartini di Tengah Covid-19
Jurnalis perempuan yang berjuang di tengah Covid-19 saat memperingati hari lahirnya RA Kartini.
Pesan Hari Kartini dari Perempuan di ICU RS Covid-19
Bersamaan dengan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, sebuah pesan datang dari perempuan di ICU penanganan pasien terinfeksi Covid-19.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.