Kiai Hafidin Berharap Anak-Anaknya Ikuti Jejak Poligami

Hafifin ingin memberikan dasar untuk membangun rumah tangga yang jauh dari masalah meskipun berpoligami.
Mentor Poligami Berbayar, Kiai Hafidin. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Kiai Hafidin atau yang akrab disapa Coach Hafidin kini menjadi bahan perbincangan masyarakat luas setelah beredar pelatihan poligami berbayar yang diselenggarakannya.

Dalam kampanye poligami ini, Hafidin menjelaskan tujuan diadakannya kelas mentoring tentang poligami, ia hanya ingin memberikan dasar untuk membangun rumah tangga yang jauh dari masalah meskipun berpoligami.

Saat ditanya soal rasa cemburu satu istri dengan istri lainnya, kiai Hafidin menyebut hal itu sangat manusiawi.

"Tidak ada cemburu. Cemburu itu bisa dikelola menjadi keindahan. Istri cemburu manusiawi, cemburu bisa indah kalau penataan rumah tangganya benar kalau tidak benar bisa jadi bencana," tuturnya.

Menjadi mentor poligami berbayar, Hafidin berharap agar seluruh anaknya bakal mengikuti jejaknya dalam berpoligami sebagai bentuk perjuangannya. Bahkan, walau ia memiliki anak perempuan berusia 20 tahun, Hafifin juga berharap kalau anaknya mau di poligami.

Hafidin juga menyampaikan pesan kepada semua istrinya, untuk meneruskan perjalanan suaminya, dengan memberikan petuah terhadap anak-anaknya optimis terhadap masalah poligami.

Bahkan Hafidin menginkan anak perempuannya bisa jadi istri kedua ketiga atau keempat.

"Nggak apa-apa bagus, saya amanatkan ke seluruh istri saya. Kalau mau ikut perjuangan ayah, maka jadikan anak-anak putri kalian menjadi istri kedua, ketiga atau keempat," kata ayah 20 anak ini. []


Baca Juga

Berita terkait
Video Mentoring Poligami Berbayar oleh Hafidin Bikin Prilly Latuconsina Geram
Prilly menyebut pernyataan Hafidin egois, terutama ketika istri harus menerima segala perlakuan suami.
Nasyiatul Aisyiyah: Poligami Bukan untuk Dijadikan Bahan Kampanye
Coach Hafidin kini menjadi bahan perbincangan masyarakat luas setelah beredar pelatihan poligami berbayar yang diselenggarakannya.
Komnas Perempuan: Mentoring Poligami Perlu Dikaji Ulang
Apakah dasar dari diadakan pelatihan ini untuk mengedukasi atau hanya persoalan mencari keuntungan semata?