Nasyiatul Aisyiyah: Poligami Bukan untuk Dijadikan Bahan Kampanye

Coach Hafidin kini menjadi bahan perbincangan masyarakat luas setelah beredar pelatihan poligami berbayar yang diselenggarakannya.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Organisasi remaja putri yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, Nasiyatul Aisyah juga menyoroti praktik poligami yang dilakukan oleh Hafidin yang memiliki 4 istri dan 20 anak.

Bahkan pria yang akrab disapa coach Hafidin itu sukses menggelar pelatihan atau mentoring poligami berbayar. Hafidin menyebut yang dilakukannya adalah kampanye poligami.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini menyampaikan bahwa, poligami bukan untuk dijadikan bahan kampanye karena dapat membahayakan kondisi sosial di Indonesia

“Jika poligami menjadi trend dikalangan masyarakat, dapat berdampak berkepanjangan pada kondisi, sosial, demografi, dan ekonomi secara tidak langsung,” kata Diyah.

Coach Hafidin kini menjadi bahan perbincangan masyarakat luas setelah beredar pelatihan poligami berbayar yang diselenggarakannya.

Dalam kampanye poligami ini, Hafidin menjelaskan tujuan diadakannya kelas mentoring tentang poligami, ia hanya ingin memberikan dasar untuk membangun rumah tangga yang jauh dari masalah meskipun berpoligami.

Bahkan, Hafidin juga menyampaikan pesan kepada semua istrinya, untuk meneruskan perjalanan suaminya, dengan memberikan petuah terhadap anak-anaknya optimis terhadap masalah poligami.

“Justru saya ingin anak saya, bisa jadi istri kedua ketiga atau keempat.” kata Hafidin. []


Baca Juga

Berita terkait
Komnas Perempuan: Mentoring Poligami Perlu Dikaji Ulang
Apakah dasar dari diadakan pelatihan ini untuk mengedukasi atau hanya persoalan mencari keuntungan semata?
Viral Coach Hafidin Gelar Pelatihan Poligami Berbayar, Ternyata Ini Tujuannya
Hafidin diketahui memiliki empat orang istri dengan dua puluh anak. Bahkan menginginkan anaknya bisa jadi istri kedua ketiga atau keempat.
PKS Poligami Janda, Fernando: Siasat Membangun Pendukung!
PKS dikecam setelah merilis ide poligami janda. Fernando Emas, berpendapat tindakan PKS adalah siasat untuk membangun pendukung dengan tradisional.