Yogyakarta - Belakangan ini naik sepeda menjadi tren masyarakat khususnya di Yogyakarta. Namun di sisi lain, goweser juga kerap dicaci karena tidak menerapkan jaga jarak saat pandemi Corona ini.
Kapolsek Gondokusuman Komisaris Polisi (Kompol) Bonifasius Slamet yang hobi bersepeda pun akan menegur komunitas gowes yang menggabaikan protokol Covid-19. Dia mengimbau kepada masyarakat yang akhir-akhir ini bersepeda untuk selalu jaga jarak.
"Boleh olahraga menggunakan sepeda tapi tetap jaga jarak. Kalau terlalu banyak tanpa jaga jarak itu tidak dibenarkan, karena situasinya lagi seperti ini," kata Boni, sapaan akrabnya kepada wartawan di sela-sela partoli, Kamis, 18 Juni 2020.
Menurut Boni, masyarakat harus melihat tempatnya dan ketika di jalan harus bagaimana. "Jadi tidak boleh bersepeda terlalu banyak karena bisa memungkinkan klaster baru virus Corona," ucap Boni.
Boni bersama Komandan Rayon Militer (Danramil) Gondokusuman Mayor Infanteri Acuk Andrianto juga hobi gowes. Keduanya juga rutin berpatroli menggunakan sepeda, sejak wabah virus Corona melanda Yogyakarta khususnya di wilayah hukumnya.
Jadi tidak boleh bersepeda terlalu banyak karena bisa memungkinkan klaster baru virus Corona.
Patroli bersepeda di antaranya adalah mencegah dan mendeteksi potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta memberikan rasa aman bagi masyarakat, hemat energi, dan pasti menyehatkan karena berpatroli sambil berolahraga.
"Setiap hari melaksanakan patroli dengan sepeda bersama Danramil Gondokusuman. Kami patroli ke tempat-tempat yang sekiranya ada pusat-pusat kegiatan keramaian seperti pasar dan swalayan," katanya.
Kegiatan patroli tersebut juga untuk memastikan masyarakat disiplin terhadap Standar Operasinal Prosudur (SOP) pencegahan virus Corona. Masyarakat wajib menggunakan masker dan jaga jarak atau physcal distancing saat di tempat keramaian. "Jaga kebersihan dan mencuci tangan dengan air. Sehingga diharapkan tidak menambah jumlah yang terpapar Coorona," ucapnya.
Partoli menggunakan sepeda, kata Kompol Boni memiliki sensasi tersendiri. Patroli dengan sepeda sekaligus untuk mempererat kemitraan antara polisi dengan masyarakat.
Boni mengatakan, bersepeda dinilai lebih fleksibel bertemu dengan masyarakat. Jika berhenti pun, sepeda tidak banyak memakan tempat. "Kalau ada masyatakat melanggar, polisi yang partoli menggunakan sepeda bisa langsung belok. Bisa menyapa masyarakat lebih dekat juga,"ujar Boni.
Danramil Gondokusuman Mayor Infanteri Acuk Andrianto mengatakan, sejak pandemi Corona, polisi dan TNI bersinergi tak henti-henti mendengungkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol Corona. "Seluruh TNI Polri terlibat dalam Gugus Tugas Covid-19," ujarnya.
Hingga saat ini hanya satu dua masyarakat yang masih bandel tidak memakai makser. "Awal-awal masih banyak masyatakat yang abai. Setelah beberapa kali diingatkan, kesadaran masyarakat sudah bagus hanya satu dua masih dijumpai, tapi secara umum sudah disiplin," katanya.
Pada awal-awal Korona masuk DIY, pihaknya rutin membagikan 50 sampai 100 maker kepada masyarakat dan selalu habis. Artinya masih banyak masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang bahaya virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina ini. "Jadi kesadaran masyarakat sudah meningkat termasuk tempat-tempat keramaian sudah menyediakan tempat cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh," ungkapnya. []
Baca Juga:
- Kata Sultan Saat Warga Mulai Berkerumun di Malioboro
- Tak Kuat Tanjakan, Goweser Meninggal di Kulon Progo
- Gowes Hingga Pelosok Melawan Covid-19 di Kulon Progo