Kenapa Atlet Rentan Terpapar Covid-19

Anggota Komisi X DPR Dr. Muhammad Kadafi yang juga mantan pembalap mengatakan atlet rentan terpapar virus corona penyebab Covid-19. Ini alasannya.
Ilustrasi - Atlet. (Foto: Pixabay/Wikilimage)

Cirebon - Atlet rentan terpapar Covid-19 karena memilki tubuh bugar, bisa tidak terlihat, tidak terdeteksi, bisa masuk kategori orang tanpa gejala atau OTG atau asimtomatik carrier, pembawa virus corona penyebab penyakit Covid-19. Ia sendiri fisiknya kuat, tidak terlihat sakit, tapi bisa menularkan virus kepada orang lain.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi X DPR Dr. Muhammad Kadafi yang juga mantan pembalap dalam keterangan tertulis diterima Tagar di Cirebon, Jumat, 11 April 2020.

Kadafi merujuk pada Journal of Science and Medicine in Sport, bahwa olahraga intensitas tinggi bisa membuat risiko terpapar infeksi menjadi tinggi. 

“Setelah melakukan latihan fisik intensitas tinggi, akan terdapat periode open window sekitar 3 sampai 84 jam. Kondisi tubuh ketika itu sedang dalam imunitas rendah, sangat rentan terserang penyakit. Artinya, para atlet sangat mudah terjangkit Covid-19,” kata Kadafi.

Sebagai contoh, kata Kadafi, beberapa atlet dunia dilaporkan terserang Covid-19. Di antaranya pemain klub sepak bola Juventus, Paulo Dyballa, Blase Matuidi, dan Daniele Rugani. Berikutnya pemain Sampdoria Manolo Gabiandini. Kemudian pelatih Arsenal Mikel Arteta. Begitu juga pemain NBA dari Klub Basket Utah Jazz, Rudy Gobert dan Donovan Mitchell.

“Untuk mengatasi persoalan itu, kita butuh roadmap yang disusun oleh pengurus cabang olahraga,” katanya.

Roadmap adalah bagaimana memenej aktivitas atlet pada masa pandemi Covid-19. 

Terdapat periode open window sekitar 3 sampai 84 jam. Kondisi tubuh ketika itu sedang dalam imunitas rendah, sangat rentan terserang penyakit.

Muhammad KadafiAnggota Komisi X DPR Dr Muhammad Kadafi. (Foto: Dok Pribadi)

Persoalan itu, kata Kadafi, menjadi serba salah seperti buah simalakama. 

“Jika terlalu tinggi intensitas latihan, rawan terpapar Covid-19. Jika latihan tidak ketat, bagaimana akan mempertaruhkan prestasi atlet dan juga prestasi Indonesia di dunia olahraga,” kata Kadafi.

Pandemi Covid-19 membuat banyak kegiatan olahraga internasional ditunda. Di antaranya World Cup U21 di Indonesia, hajatan bulu tangkis Indonesia Open 2020, ajang Thomas Cup dan Uber Cup pada Agustus 2020. Belum lagi Olimpiade Tokyo 2020 yang mundur hingga satu tahun ke depan.

Kadafi meminta para pengurus cabang olahraga menjaga atletnya. “Memberi komposisi latihan yang tepat. Berkoordinasi dengan dokter kesehatan dalam memberikan vitamin yang tepat agar atlet tetap bugar selama pandemi Covid-19 ini."

"Mudah-mudahan ketika perlombaan kembali bergulir normal, prestasi mereka bisa meningkat dalam membawa nama harum bangsa,” lanjutnya.

Ia juga mendorong para atlet untuk berperan serta dalam mensukseskan program pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. 

“Misalnya dengan cara membuat konten video di media sosial, menyerukan kepada masyarakat melakukan kegiatan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujar Kadafi.

Kadafi mengatakan pemerintah dapat menggunakan popularitas para atlet dalam kampanye lawan Covid-19. “Mereka memiliki penggemar. Sangat dicintai masyarakat di daerahnya masing-masing, dan tentu juga dicintai seluruh rakyat Indonesia. Pada diri atlet ini memiliki nilai-nilai positif sehingga mudah diikuti para penggemarnya. Itu semua akan memudahkan pemerintah.”

Kadafi mencontohkan para juara Olimpiade yang disebut Olimpian, ikut turun tangan, berada di garis terdepan sebagai bagian dari tim medis, membantu merawat para pasien positif Covid-19. Kegiatan ini bisa dilihat pada laman Olympic saat memperingati Hari Kesehatan Dunia pada 8 April 2020. 

Satu lagi, kata Kadafi, atlet pada masa pandemi ini mengalami kekosongan aktivitas, tidak ada kegiatan, berdampak pada pendapatan. Ia meminta pemerintah tidak menarik pajak pada pendapatan atlet.

“Secara sederhana kita bisa menghitung, mereka beraktivitas sebagai atlet hanya beberapa tahun. Sangat manusiawi jika tidak lagi mengenakan pajak pada pendapatan mereka. Sehingga atlet bisa membangun usaha pada saat tidak aktif lagi. Atlet tidak memiliki pensiun." []

Baca juga:

Berita terkait
Social Distancing Tak Halangi Aktivitas Atlet Menuju PON
Salah satu atlet cabang olahraga pencak silat Hanifan Yudani Kusuma mengatakan social distancing tidak mengganggu konsentrasinya di PON Papua 2020.
Jokowi Resmikan Penggunaan Wisma Atlet Khusus Corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan rumah sakit (RS) darurat penanganan corona (Covid-19) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, siap digunakan.
Jangan Cemas, Wisma Atlet Siap Tampung Pasien Corona
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan masyarakat tak perlu khawatir pemerintah akan kekurangan fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19.