Kata Psikolog Semarang soal Pemerkosaan Bisa Terjadi

Psikolog Semarang Maharani Kusumaningrum mengungkap sejumlah penyebab kasus pemerkosaan masih terjadi. Salah satunya karena hiperseks.
Ilustrasi Perkosaan. (Foto: Ilustrasi)

Semarang - Pada awal Februari 2020, masyarakat Semarang digegerkan dengan penangkapan Susanto 31 tahun, warga Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Susanto diduga melakukan tindak pemerkosaan dan perampokan terhadap korban berinisial SK 23 tahun, gadis asal Brebes. 

Dan yang lebih miris, pemuda yang biasa dipanggil Bodong itu sudah lebih dari sekali melakukan pemerkosaan. Dari pengakuannya, SK adalah korban yang ketiga. Modusnya sama, yakni mengiming-imingi korban dengan pekerjaan. 

Kejahatan seksual tersebut menambah sederet kasus tindakan pemerkosaan di Kota Semarang. Sebelumya, pada Oktober 2019, kasus pemerkosaan juga dialami oleh MN 20 tahun. Gadis asal Wonogiri itu menjadi korban enam pemuda hingga syok berat, bahkan kerap pingsan saat teringat kejadian tersebut.

Jangan mudah teriming-iming rayuan orang hanya karena kebutuhan ekonomi.

Menanggapi hal itu, Psikolog Klinis Maharani Kusumaningrum menjelaskan mengapa tindak pemerkosaan bisa terjadi. Ia mengatakan, pelaku kejahatan bejat tersebut sedang dalam keadaan gelap mata. Mereka dikendalikan oleh hawa nafsu yang tidak diiringi oleh logika dan kesadaran akan aturan sosial.

"Pelaku gelap mata. Sehingga nekat melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan tanpa peduli aturan maupun hukuman yang akan didapat nantinya," katanya, saat dihubungi Tagar, di Kota Semarang, Rabu, 5 Februari 2020.

Selain itu, Maharani menyebutkan kemungkinan pelaku pemerkosaan mengidap kelainan hipersex atau sosiopat. "Pelaku ini tega dan bisa melampiaskan hasratnya tanpa pandang bulu, menghalalkan segala cara dan tidak mempedulikan risiko atau perasaan orang lain," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, dalam kasus yang menimpa SK gadis asal Brebes, ada hal yang harus menjadi perhatian bersama. Ia mengingatkan kepada masyarakat supaya lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

"Jangan mudah teriming-iming rayuan orang hanya karena kebutuhan ekonomi," tutur dia.

Selain itu, ia juga menyarankan kepada aparat penegak hukum untuk memberi hukuman yang seberat-beratnya terhadap pelaku pemerkosaan. Sehingga, pelaku yang masih berkeliaran di luar akan takut untuk melakukan kejahatan yang sama dan timbul efek jera.

"Selain itu kegiatan Dinas Sosial atau dinas keamanan kota harus lebih ditingkatkan sehingga ketika melihat orang-orang dengan gelagat yang aneh, dapat segera dicari tahu apa penyebab dan motifnya. Sehingga dapat dicegah hal-hal yang lebih jauh," imbuhnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Ini Wajah Pria Pemerkosa dan Perampok di Semarang
Polisi meringkus pelaku perkosaan dan perampokan terhadap gadis asal Brebes. Kaki pelaku ditembak.
Pelajar di Bangkalan Jadi Korban Pemerkosaan
Polres Bangkalan mengamankan EP setelah melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.
Polres Serang Amankan Empat Pelaku Pemerkosaan
Polres Serang kota berhasil mengamankan empat pelaku pemerkosaan gadis dibawa umur. Ini kronologinya.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.